Chapter 3

67 12 7
                                    

Setelah melihat kepergian Thalia, Satya terpikir oleh nama belakang Thalia.

“Abraham? Gue kek pernah denger tuh nama," gumamnya sambil berjalan kembali ke teman-teman nya.

"Abraham.. Abraham.." Satya meramalkan nama itu terus menerus tanpa peduli tatapan aneh dari sekitarnya.

"Woy Sat!" Panggil Davin sambil melambaikan tangan nya.

Satya melirik sekilas lalu menghampiri.

"Abraham.. Abraham.."

"Sat, lo nggak kerasukan kan?" tanya Gavin khawatir lalu menepuk jidat Satya keras.

"Eh setan!" Bentak Satya kaget.

"Oh enggak kerasukan," ucap Davin lalu melanjutkan makannya.

"Lo ngapain Sat? Lagi ngapalin rumus? Lo udah pinter kagak usah ngapalin rumus," tutur Gavin sambil memakan mie ayam nya.

"Gue gak ngapalin rumus bego!" kata Satya langsung menepuk jidat Gavin keras.

"Abang kok galak sih sama dede bang?" Rengek Gavin so imut.

Satya menatap malas.

"Eh lo tau nggak nama belakang si Thalia ada Abraham nya?" kata Satya memulai percakapan serius.

"Ya terus?" tanya Davin yang masih fokus mengunyah mie ayam.

"Gue kek ga asing sama tuh nama."

"Cuma perasaan lo aja kali," ucap Davin sambil terus mengunyah mie ayam.

"Nggak. Gue bener ngerasa gak asing sama nama itu."

"Udah Sat, jan dipikirin. Nanti lo gila lagi," ejek Davin.

"Setan!" umpat Satya.

"Hahaha. Gue balik duluan," ucap Davin lalu beranjak pergi.

"Yoi. Hati-hati." Satya segera memakai helm nya dan bersiap untuk pulang ke rumah.

***

"Thalia, mandinya udah belum nak?" Teriak seorang ibu paruh baya.

"Udaaahh ma." Thalia bergegas merapikan pakaiannya dan menuju ruang makan.

Mama Thalia menghidangkan beberapa makanan kesukaan Thalia sambil bercengkerama.

"Kamu ikutan project puisi ya? Gimana? Udah diterbitin?"

"Masih tahap seleksi naskah sih ma. Besok pengumumannya," jawab Thalia dengan senyuman manis.

"Semoga lolos ya nak. Mama dukung kamu."

"Makasih mamaku."

"Oiya, jangan lupa nanti ada acara di rumah Mahesa group karena buka cabang di Bandung. Kamu ikut ya sayang."

"Lama nggak Ma?" tanya Thalia sambil perlahan memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Enggak lama kok, paling yaaa 2 jam," jawab Mama Thalia.

"Yaudah deh, oke Ma."
Makan siang selesai, Thalia membantu Mamanya membereskan meja makan lalu berpamitan untuk ke kamarnya.  Ia merebahkan diri di atas kasur sambil memejamkan mata.

Drrrt... Drrrt..

Davin is Calling.

"Halo Dav. Ada apa?"

"Lo senggang? Ketemuan yuk. Di Cafe Eatery. Ada yang mau gue omongin."

"Nggak kek nya. Boleh. Sorean ya Dav. Jam 4 gue kesana."

MusicopoeticaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang