First Day

149 53 20
                                    

You are my today and all my tomorrows.

○○○○

Pagi itu, Eunkyung hanya bergulung-gulung di ranjangnya, merasa bosan. Meskipun harusnya ia tak punya waktu lagi untuk bermalas-malasan.

Tubuhnya mulai tidak nyaman karena gerah, sejak membuka mata hari ini, dia belum meninggalkan ranjangnya.

Dengan malas ia berdiri dan melangkah menuju kamar mandi. Tepat dua langkah dari ranjang, ponselnya berdering.

"Alarm tidak berguna, aku bangun lebih dulu darimu," ia lempar kembali ponsel itu ke ranjang.

Lantas niatnya kembali ia lakukan, mandi.

Dua puluh menit cukup baginya untuk membersihkan badan. Kini ia mengeringkan rambutnya dengan handuk, hanya sampai air berhenti menetes dari itu.

Ia menggapai ponsel itu kembali, menampilkan room chat kosong yang belum ia tinggalkan sejak kemarin malam. Room chat dengan username Jeon01JK09.

Jarinya mengetikkan sesuatu dan mengirimnya tanpa ragu.

LeeEun : Kau sibuk? Senggang? Ada waktu?

Tak ada jawaban lima menit kemudian, ia menghela napas menyerah. Hendak mengembalikan handuk ke tempatnya.

Satu jam kemudian, barulah orang itu menjawab. Eunkyung sedang mengganti-ganti saluran TV-nya dengan malas, tak ada yang menarik.

Jungkook : Sekarang ada, wae? (Kenapa)

Sejenak ia teringat jika Jungkook idol, pantas saja ia terlihat sibuk. Entah memang sesibuk itu atau tidak, apakah para idol tetap bekerja di hari libur?

Jarinya kembali mengetik sesuatu dengan cepat.

LeeEun : Aku bosan, boleh aku ke tempatmu? Atau sebaliknya?

Ia berpikir sepertinya ia sudah gila. Tidak biasanya ia bersikap seperti ini. Entah kenapa, ia tak terpikirkan Jiwoo sama sekali.

Biasanya Eunkyung selalu meminta Jiwoo menemani.

Jungkook : Aku akan kesana.

●○●○

Dengan segera aku bangkit ketika pintu rumah di ketuk, kurasa itu Jungkook. Tapi ini lebih cepat dari yang kukira.

Kemudian aku membukanya, tepat sekali bukan dia.

"Ada apa?" Tanyaku pada orang yang bahkan tak kupersilahkan masuk terlebih dahulu.

Ia mengernyit, "Apa? Bukankah aku selalu kesini setiap Minggu, hm?"

Ia mendorongku untuk masuk. Aku tarpaku, ini tidak seperti yang seharusnya. Maksudku, bukankah kita sedang perang dingin?

Lupakan itu, yang paling penting bagaimana jika Jungkook kemari? Ia datang jauh-jauh, tidak mungkin kuusir kembali.

"Jiwoo-ya, entah kau paham atau tidak. Tapi aku harap kau tidak disini sekarang," mataku memejam sambil menghela napas.

Aku juga tidak tega mengusirnya, dia memang selalu kemari, memang sesering itu.

"Wae?" Ia berjalan mendekat kembali ke pintu, namun bukan berniat segera pergi.

Through The Night | JJK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang