Fall

94 30 9
                                    

Like a stars, we all fall until we are in the right place - l.z

○○○○

"Eunkyung-ah..."

"Berkencanlah denganku."

Tubuhku terdiam total. Aku mengeratkan peganganku pada kantong plastik yang sejak tadi kubawa. Ini terasa tidak benar.

"Mwoya... ige?" Jelas ini hal yang terlalu tiba-tiba, juga diluar dugaan. (Apa... ini?)

Aku benar-benar tak punya pikiran untuk apa yang akan terjadi selanjutnya. Sejenak aku melamun, untuk menjadi temannya saja bukan hal yang wajar, setidaknya bagi orang sepertiku.

Ini bukan hal buruk, tapi aku juga tak yakin ini hal yang baik. Rasanya seperti ia meletakkanku di antara langit dan bumi, terlalu awang.

Kuperhatikan Jungkook yang terdiam, "Jika kau bercanda, itu tak lucu Jungkook-ah." Tanganku menggaruk sedikit rambutku yang tak gatal sama sekali.

"Kupikir kau akan tertawa," ucapnya sejenak membuatku lega. "Tapi aku tak bercanda."

Napasku kembali tercekat, mataku tak berani menatapnya. Takut jikalau secara tak sadar akan jatuh padanya.

"Lihat aku, Eunkyung," suaranya terdengar merendah. Aku tidak menyakitinya kan?

Lalu ponselnya bergetar, hanya getaran kecil tanpa nada dering. Namun itu tak membuatnya mengalihkan fokus dariku.

Setelah mengumpulkan keberanian, aku mencoba menatap matanya. Terlihat serius dan menyiratkan banyak hal yang tak kumengerti.

Kita bahkan belum mengenal begitu jauh, ada apa denganmu?

Sayangnya itu hanya terucap di dalam batinku. Mulutku malah membicarakan hal lain, "Ponselmu, Jung, barangkali itu penting."

Ia menutup matanya sejenak, terlihat kecewa tetapi berusaha memendamnya, mungkin. Tangannya meraih ponsel disaku pakaiannya, kelihatannya telepon itu sudah menjadi panggilan tak terjawab.

Jarinya mengetikkan sesuatu dengan cepat lalu kembali mengantongi ponsel itu. "Aku tidak suka menunggu, tapi aku akan melakukannya untukmu."

Hanya anggukanku yang tampak ragu menjadi respon. Ia mengajakku kembali berjalan pulang. Tak ada yang kami bicarakan selama itu.

Kulihat bayangannya yang lebih tinggi dari bayanganku. Mungkin aku lebih bisa mempercayai jika ia hantu dibanding idol aslinya. Hatiku mencelos setelah memikirkan hal itu.

Keberadaannya tak terasa nyata.

Sesampainya di depan rumahku, aku hendak menanyakan pertanyaan yang telah kusiapkan mendadak sejak tadi.

"Jungkook-ah... permintaanmu tadi, aku benar-benar tidak bisa memikirkannya. Maksudku, ini terlalu mendadak."

Satu tangannya bergerak menyentuh lalu menggenggam lenganku, menurun hingga berhenti di jari-jariku. Ia menggenggam lalu mengangkatnya sedikit.

"Karena itulah, aku akan menunggu, Eunkyung."

"Jujur aku tidak mengerti alasanmu, rencanamu, apa yang ada di dalam pikiranmu tentang ini."

Through The Night | JJK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang