The Truth

112 37 16
                                    

I miss those days when we used to be together.

○○○○

Lima tahun yang lalu.

"Eunkyung-ah! Keluarlah sebentar," ucap wanita 40 tahunan itu dari ruang tamu.

Gadis yang dipanggil Eunkyung itu segera keluar dari kamarnya menuju ruang tamu rumahnya.

Terlihat tiga orang duduk di sana, salah satunya adalah ibu dari Eunkyung. Dua lainnya tamu yang tidak ia kenal.

Eunkyung berdiri di samping ibunya yang sedang duduk di sofa single itu. Sementara atensinya tertuju penuh pada dua tamu yang rupanya merupakan ibu dan anak.

"Ini tetangga baru kita, Saewon-ssi dan anaknya Jiwoo. Ia seumuran denganmu." Terang Haeun, ibu Eunkyung.

Segera anak gadisnya membungkuk hampir sembilan puluh derajat sebagai salam hormatnya. Setelah itu menatap anak seusianya itu, Jiwoo, yang besok-besoknya ternyata satu kelas denganya di sekolah menengah pertama.

Interaksi awal mereka tak cukup baik, Eunkyung tak tahu harus berkata apa dan Jiwoo yang diam namun sebenarnya berpikir dalam otaknya.

Lambat laun, mereka akrab karena Jiwoo sering mengunjunginya untuk sekedar mengerjakan PR ataupun bermain game playstation.

Pernah suatu hari, Eunkyung hampir dikerjai oleh teman-teman yang membencinya. Namun Jiwoo selalu menyelamatkannya.

Jiwoo lumayan populer di sekolahnya dan para siswi iri pada Eunkyung. Sejujurnya Eunkyung tak habis pikir kenapa teman-temannya bisa seperti itu.

Awalnya Eunkyung berpikir bahwa Jiwoo laksana kakak, namun ternyata satu bulan lebih muda darinya. Jadi ia menganggapnya adik yang selalu ada dan melindungi.

Hubungan mereka baik hingga mereka duduk di bangku sekolah menengah atas. Tepat tahun pertama semester dua, hubungan mereka lebih serius dari sebatas teman rasa saudara.

"Jiwoo-ya, ini aneh. Tapi kurasa, aku mulai menyukaimu."

Respon Jiwoo tak seperti yang diharapkan oleh Eunkyung, hanya ekspresi datar.

"Naneun... dangsingwa hamkke issgo sip-eo," lanjut Eunkyung. (Aku... ingin bersamamu)

Ia tahu mungkin segalanya bisa saja tak lagi sama. Tapi, egonya tak ingin Jiwoo bersama gadis lain. Nyatanya itu alasan yang klasik dan lucu, tapi ia serius atas perasaan itu.

"Kau 'kan selalu bersamaku selama ini, bukankah begitu?" Tanggapan yang menurut Jiwoo biasa saja namun sedikit mengiris hati Eunkyung.

Jiwoo tahu betul, apa yang diinginkan oleh gadisnya. Gadis yang selalu bersamanya beberapa tahun belakangan. Namun ada yang mengganjal sekaligus menghalangi.

Karena jika mereka membuat ikatan, maka akan ada saatnya ikatan itu akan putus. Itu adalah hal yang diyakini Jiwoo saat itu. Hingga saat ini.

"Bukan begitu, Jiwoo. Bukan yang seperti itu."

Dan semuanya berakhir tanpa ada kesimpulan.

Through The Night | JJK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang