Hestitate

90 24 2
                                    

if the choice as simple as yes or no, will life be easier?

○○○○

"Wae..."

Kata pertama yang Jungkook ucapkan.

Pada akhirnya kami memutuskan bertemu, tidak di kompleks perumahanku, tapi di taman dekat minimarket yang pernah kami datangi waktu itu.

Aku sedikit merasa bersalah, "Jungkook-ah, apa kemarin kau benar-benar datang?" Kepalaku menunduk, entah kenapa aku menjadi canggung dengannya.

Teringat hal yang terjadi terakhir kali.

"Eoh," lalu ia melanjutkan, "Wae..."

Jadi dia benar-benar datang ya, dimana ia menunggu semalam? Berapa lama? Aku hendak menanyakan banyak hal, tapi kuurungkan ketika melihat wajah itu.

Ekspresinya tidak terlihat main-main, ia terlihat serius. Namun aku tidak mengerti apa yang ia tanyakan dari tadi. "Apa yang kau maksud?"

Lalu Jungkook melepas maskernya. Mata itu menatapku dalam-dalam. Sepertinya berniat menenggelamkanku. Dan juga ini pertama kalinya ia memberiku tatapan seperti itu.

Ia menghela napas, "Tidak, lupakan saja. Sudah berlalu."

Kami diam sejenak. Sungguh aku benar-benar tidak mengerti. Alasan apa yang sebenarnya ia tanyakan, apakah tentang hal yang tak kunjung kujawab, atau tentang aku yang melarangnya datang.

Dan kenapa ia menyuruhku melupakan itu.

"Ada apa denganmu?"

Kuputuskan tidak menanyakan hal yang membuatku bimbang tadi. Terlebih karena ia juga bilang untuk melupakannya, sudah berlalu.

Aku bisa mengabaikan itu, tapi aku tidak bisa mengabaikan rasa penasaranku tentang dirinya yang terlihat tidak baik.

Bibir itu mengulas senyum yang tidak dapat diartikan. Seberapa banyak pengalaman hidup yang ia jalani hingga dapat membuat senyum semacam itu?

"Eobseo." (Tidak ada)

"Tapi Eunkyung-ah, kau cukup pintar untuk tahu alasan kita bertemu sekarang."

Aku tertegun.

Ya, aku tahu ia pasti akan menanyakan itu juga pada akhirnya. Sesuatu yang belum selesai di antara kami. Sesuatu yang membuatku tidak fokus ketika sedang di jalan. Juga sesuatu yang mengganggu pikiranku beberapa hari belakangan.

Aku tidak bohong bahwa aku belum merencanakan keputusan apapun. Sepertinya memang harus dijawab sekarang, walau aku tak mengerti apa yang aku inginkan.

"Apa sekarang batasmu menunggu?" Tanyaku.

"Sebenarnya tidak," sekarang ia yang menunduk, tidak mau menatapku. Seakan tidak berniat untuk membalas pertanyaanku, atau sedang berbohong.

"Aku tau ada sesuatu yang mengganggumu. Apakah ini masalah agensi? Aku tidak akan memaksa jika memang iya."

Jungkook hanya diam dan itu membuatku khawatir. Sungguh, aku ingin tahu apa yang ada di dalam kepalanya saat ini. Hal yang terlihat sangat privasi baginya, melebihi masalah agensi.

Through The Night | JJK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang