Trough The Night

96 24 6
                                    

I will listen to what you have to say. -윤미래

○○○○

Langkahnya terhenti di depan pintu ruangan. Dari kaca ia bisa melihat eomma-nya ada di dalam, tapi bukan itu yang membuatnya ragu untuk masuk. Ada ayah Soyoung di dalam, dan Eunkyung tidak suka bertemu dengannya.

Namun gadis itu tak bisa menggeser rasa kemanusiaan demi perasaan pribadi. Jadi ia memutuskan membuka pintu itu.

"Bagaimana keadaan Soyoung?"

Begitu Eunkyung masuk, dua pasang mata menatapnya. Ia menghampiri eomma dan duduk di sebelahnya. Menatap mata orang itu yang begitu sembab, tampak sekali habis menangis.

"Dia harus di operasi besok, tapi tidak di rumah sakit ini."

"Siapa yang memberitahumu? Eomma belum sempat menghubungimu," tanya wanita paruh baya itu tiba-tiba.

"Temanku."

Suasana menjadi lengang. Lalu Haeun, ibu Eunkyung, memberi kode pada suaminya bahwa ia akan keluar sebentar.

Lantas menarik tangan Eunkyung dengan tiba-tiba untuk keluar dari ruangan itu.

"Eunkyung, ini bukan perbuatanmu, 'kan?"

"Perbuatanku? Apa maksudnya?"

Dahi Eunkyung berkerut heran, memikirkan apa ibu kandungnya sedang menuduh atas sesuatu.

"Eomma tahu bahwa kau tak memiliki hubungan yang baik dengan Soyoung. Eomma tahu bahwa ia sering mendapat perlakuan buruk di sekolahnya. Dia tak akan melakukan ini tanpa sebuah alasan, Eunkyung."

Mata Haeun terfokus pada anaknya, menunggu reaksi yang akan diperbuat Eunkyung untuk mengetahui kebenaran.

"Apa ini? Eomma menuduhku yang membuat Soyoung sekarat?" Eunkyung sungguh tak mengerti tentang maksud perbincangan ini.

"Jaga ucapanmu Eunkyung! Kau seharusnya menjadi kakak yang baik untuknya! Ia tak memiliki saudara maupun ibu sejak kecil, ia tak punya seseorang untuk bergantung selain ayahnya!"

Bentakan dari Haeun menbuat Eunkyung terdiam. Hatinya sungguh sakit karena ia tak pernah berseteru dengan suara sekencang ini, terlebih ia sedang di rumah sakit, tempat umum.

Tak lama kemudian, sebuah senyum terukir di bibirnya, membuat ibunya bingung mengartikan senyum itu.

"Lantas kepada siapa aku bergantung? Kepada siapa! Eomma bahkan pergi meninggalkanku sendiri, kabur menghindari kenyataan bahwa eomma-lah yang sebenarnya ditinggalkan oleh appa. Eomma pikir hanya Soyoung yang sendirian? Aku juga! Bahkan sekarang, eomma lebih memahami Soyoung daripada aku, anak kandungmu sendiri."

Air mata itu menetes deras, bersamaan dengan datangnya tamparan yang mendarat di pipinya. Membuat Eunkyung bahkan tak bisa mengeluarkan isakan.

Ia menatap Haeun lamat-lamat. Berusaha mencari kebenaran apakah yang ia alami barusan sungguh nyata, bahwa Haeun benar-benar menamparnya.

"Jangan membahas masa lalu, Eunkyung, kita sudah berusaha keras melaluinya. Jangan mengungkitnya lagi." Suara Haeun melemah, tangannya meraih pundak Eunkyung yang menggeleng-geleng tanda tak percaya.

"Wae..? Kenapa eomma tak pernah berada di pihakku? Apa eomma masih berpikir bahwa aku pembawa sial?"

Eunkyung berjalan mundur, berusaha menghindari kontak fisik dengan ibunya. Di belakang sana ia melihat Jiwoo. Menatapnya dalam diam tanpa menunjukkan emosi apapun.

Through The Night | JJK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang