Kini Alvin dan Nada tengah berada di sebuah taman kota yang tampak ramai pengunjung. Tadi saat pulang sekolah, Alvin mengajak Nada untuk pergi bersamanya.
Mereka berdua duduk di kursi taman dekat pohon. Nada sebal, karena Alvin malah fokus pada ponsel nya. Jadi buat apa dia mengajak Nada ke taman?
Nada mendengus sebal. “Lo lagi ngapain sih? Sibuk mulu dari tadi.”
Alvin melihat Nada sekilas. “Lagi main game nih, bentar lagi selesai kok.”
“Jadi buat apa lo ajak gue ke sini?”
Alvin mematikan ponsel nya lalu mengelus kepala Nada dengan lembut.
“Lo cemburu sama game? Ternyata gini ya rasanya di cemburuin.”
Nada melototkan matanya. “Siapa juga yang cemburu.”
“Mimpi apa gue semalem, bisa cinta sama lo.” Ucap Alvin sambil mencubit pipi Nada
“Tapi---” Alvin menggantungkan kalimatnya
Nada menjadi ikut penasaran. “Tapi apa?”
“Tapi cinta nya gak di bales sama lo.” Alvin terlihat murung
“Yaudah gue bales aja cinta lo.” Ucap Nada enteng
Saat Alvin akan membalas ucapan Nada barusan, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang menghampiri mereka sambil menangis.
Nada yang menyadari itupun terkejut.
“Adek kenapa? Kok nangis?”
“Kakak liat mama aku gak?” Tanya anak kecil tersebut
Nada dan Alvin saling pandang. “Kakak galiat, tapi kakak bisa kok bantu adek cari mama adek.” Ucap Alvin
“Sini kakak gendong.” Ucap Alvin sambil mengulurkan tangannya pada anak itu
Kini anak itu berada di pangkuan Alvin. Mereka mengelilingi taman tersebut untuk mencari keberadaan orang tua anak tersebut.
Nada melihat Alvin sekilas. “Lo suka anak kecil ya?”
“Gue sukanya sama lo.” Jawab Alvin yang membuat pipi Nada bersemu merah
Anak kecil tersebut tertawa.
“Kakak-kakak ini lagi pacalan ya?”
Sontak Alvin dan Nada melototkan matanya.
“Kata mama aku, gak boleh pacalan. Katanya mending langsung nikah aja.” Ucap anak tersebut polos
Alvin tersenyum smirk.
“Kok mama adek bilang gitu ke adek?” Tanya Nada
“Sebenelnya sih aku gak sengaja dengel mama nasihatin kakak aku buat nggak pacalan.” Cerita anak tersebut
“Emang kakak kamu kelas berapa?” Tanya Alvin
“Gak tau.”
••••
Alvin memarkirkan motornya di depan rumah Nada. Sekarang masih pukul setengah lima sore, ia ingin mampir sebentar di rumah Nada.
Mereka tengah duduk di kursi teras depan rumah Nada. Hanya keheningan yang menyelimuti mereka berdua. Pasalnya kedua insan tersebut sibuk dengan ponsel nya masing-masing.
“Nak Alvin. Titip Nada sebentar ya, kita mau pergi dulu.” Ucap Bunda Nada saat keluar rumah sambil menggandeng suaminya
“Iya Bun, Alvin jagain kok.”
Bunda dan ayahnya Nada pergi dengan menggunakan mobil. Nada acuh tak acuh saat melihat kepergian kedua orang tuanya itu.
“Lo kenapa sih?” Tanya Alvin saat melihat perubahan di wajah Nada
“Sebel aja gue. Masa cuma ada tetangga baru, mereka langsung mau silaturahmi.”
Alvin tertawa. “Yaiyalah, namanya orang tua lo itu baik, sopan, punya etika.”
“Gak kayak lo, ada tamu gak di kasih apa-apa. Seenggaknya minum gitu.” Lanjut Alvin menyindir Nada
Nada lupa ia tidak membuatkan minum untuk Alvin. Bundanya pun tidak menawarkan Alvin apapun.
“Yaudah bentar. Gue ambilin minum dulu.” Nada langsung memasuki rumahnya dan mengambil dua gelas jus jeruk dan segera ia simpan di nampan
Alvin tampak senyum-senyum sendiri melihat wajah Nada yang sedikit cemberut.
“Lo inget gak pas tadi di taman apa yang anak kecil itu omongin?” Tanya Alvin sambil meminum jus jeruk tersebut
“Yang mana?”
“Daripada pacaran, mending langsung nikah aja.” Jawab Alvin sedikit menggoda
“Terus?” Nada belum mengerti juga apa yang Alvin ucapkan
“Gimana kalau kita langsung nikah aja?” Tawar Alvin
Nada hampir saja menyemburkan minuman tersebut dari mulutnya. Bisa-bisanya Alvin berucap seperti itu.
“Lo kalo ngomong gak di filter dulu ya!”
Alvin tertawa terbahak-bahak. Lucu melihat tingkah Nada. Baru juga di ajak nikah udah kek gitu, gimana kalo di lamar langsung?
“Vin gue mau ngomong nih.” Ucap Nada mulai serius
Alvin menyimpan gelas minuman tersebut di atas meja. “Lo kan barusan lagi ngomong.”
“Bukan itu maksud gue. Gue mau ngomong serius sama lo.”
“Mau dong di seriusin sama kamu.” Goda Alvin yang membuat Nada meringis
“ALVIN! Gue serius nih! Mau denger gak?” Emosi Nada memuncak
Alvin mengalah. “Yaudah mau ngomong apa beb?”
“Pertanyaan lo yang waktu di kafe” Nada menggantungkan kalimatnya
“Gue jawab iya. Mau.” Lanjutnya sambil tersenyum
Alvin mengerti apa yang Nada bicarakan. Sungguh ia sangat senang, tapi ia ingin mengerjai Nada. Ia pura-pura tidak mengerti apa yang Nada bicarakan.
“Yang di kafe? Gue nanya apa emang?” Alvin berpura-pura sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
“Kok lo jadi pelupa sih?”
“Sumpah gue gak inget.”
Nada memutar bola matanya malas. Ia tak habis fikir, masa Alvin lupa sih?
“Yang itu.”
“Yang mana?”
“Yang itu.”
“Yang gue nembak lo?”
“Iya.”
Nada tersenyum simpul. Akhirnya Alvin inget juga!
“Jadi jawaban lo apa?” Tanya Alvin
“Iya gue mau.” Jawab Nada
Alvin menaikkan satu alisnya. “Lo mau apa? Jus jeruk ini? Lo jugakan punya.”
“Guemaujadipacarlo." Ucap Nada tanpa rem
“Lo lagi nge rap ya? Jangan begayaan mau jadi Jennie Blackpink deh. Muka lo aja jauh sama dia.” Alvin tertawa melihat wajah Nada
“Gue. Mau. Jadi. Pacar. Lo.” Ucap Nada penuh penekanan disetiap katanya
Jantung Nada terasa berdegup begitu kencang. Ia tak tahu kekuatan dari mana ia bisa mengatakan hal tersebut. Pipinya bersemu merah.
“Gue udah gak suka lagi sama lo.”
“Dan gue gak mau lo jadi pacar gue.”
Seketika hati Nada mencelos. Ia tidak mungkin salah dengar. Air mata jatuh begitu saja dari pelupuk matanya. Ini tidak sesuai dengan yang Nada harapkan.
Jangan lupa vote!!!
Komen tembus 50 lebih, aku langsung up
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl vs good boy [REVISI]
Fiksi Remaja"Gue nyatain detik ini juga, lo resmi jadi pacar gue" Ucap Alvin "Ngomong apa sih lo?" Yang awalnya mereka hanya taruhan, nyaman dengan Alvin, dan akhirnya pacaran beneran. Dan pada saat itu orang yang dimasa lalu nada muncul kembali, yang membuat...