DENY
"Oke, jadi aku jemput kamu jam 5, ya?"
"Enggak usah, Den. Aku bisa naik taksi..."
Dia berdebar setengah mati, tetapi ia berusaha mengendalikan diri dengan menarik nafas panjang-panjang dan menghembuskannya perlahan.
Tenang, tenangkan diri. Kalau lo enggak melakukan ini sekarang, lo akan terus jalan di tempat, Den.
"Kar..." Deny menarik nafas.
"Hmm..."
Coba, ya... kamu berdeham aja bisa bikin aku serasa mau pingsan, Kar.
"Aku yang ajak kamu makan malam, so please let me pick you up."
Terdengar desahan nafas Karina, namun entah bagaimana Deny punya perasaan bahwa Karina sedang tersenyum di seberang sana. Akhirnya, Karina menjawab, "Oke, jam 5 aku tunggu, ya."
Yeeess! Rasanya Deny ingin melompat setinggi mungkin saat itu juga.
Itu adalah pembicaraannya dengan Karina beberapa jam yang lalu dan sekarang Karina sudah duduk di sampingnya menuju ke restoran Korean BBQ yang katanya adalah favoritnya. Ia terlihat manis hari ini dengan kaos polos longgar berwarna kuning cerah dan celana jeans, rambutnya yang panjang diikat ke atas dan memperlihatkan leher jenjangnya.
"Kamu masih pajang Funko-nya Daenerys setelah finale Game of Thrones yang menyakitkan itu?" tanya Karina sembari menunjuk Funko Pop Daenerys Targaryen yang dipajang Deny di dashboard mobil.
"Meskipun enggak menyenangkan, tapi aku masih bisa ngerti kenapa Dany bisa jadi Mad Queen."
"Yah, aku juga masih bisa ngerti, tapi itu kayak menyia-nyiakan perkembangan karakter Dany selama 7 seasons." Karina adalah penggemar berat Daenerys Targaryen. Waktu mereka makan malam di Pasar Santa, ia dengan antusias menceritakan bagaimana Dany sangat berkembang dari season 1 dan teorinya bahwa Dany tidak akan menjadi Mad Queen karena dia sendiri sudah mengalami bagaimana rasanya menjadi budak dan tersiksa. The finale kind of destroyed it, so he can totally understand.
"Poor writing by D & D," komentar Deny singkat dan ia mendapati Karina terkekeh sambil mengangguk-ngangguk.
Percakapan mengenai Game of Thrones selalu berhasil membuat Deny mengingat pertemuan pertamanya dengan Karina dan bagaimana kecanggungan mereka mencair karena acara gathering penggemar Game of Thrones.
Tetapi, tentu saja Game of Thrones bukan satu-satunya hal yang membuat Deny menyukai Karina. Ada banyak alasan selain itu, alasan yang tentunya akan panjang jika disebutkan satu persatu. Tetapi, ada satu hal yang cukup dijelaskan dengan hanya satu kalimat mengenai perasaannya terhadap Karina. Meski, itu adalah hal paling norak yang pernah ia pikirkan.
Bahwa, ia tidak perlu alasan untuk mencintai Karina.
DINY
"Chat dari siapa, Nick?"
"Baru jadian udah kepo aja, Din?" ledek Vincent sembari mengelap meja dengan tissue.
"Ya, abisnya cuma dia aja yang belum mesen gara-gara balesin chat..."
"Kayak kamu enggak tahu aja pesenan aku apa," ujar Nicky, matanya tetap terpaku ke layar ponselnya.
Diny tersenyum mendengarnya, lalu berseru, "Teh, tolong Indomie rebus rasa soto double, telornya setengah mateng dipisah, kasih rawit yang banyak, ya! Sama minumnya air putih anget!" Si teteh yang lagi ngaduk-ngaduk air dan mi di panci langsung mengangguk dengan sigap kemudian menyiapkan satu panci lagi untuk memasak pesanan Nicky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Come True
Romance[COMPLETED] Dua cerita cinta... Ada yang gila kerja dan penuh penyangkalan jika sudah menyangkut soal cinta. Ada yang menganggap cinta adalah petualangan hingga menyakiti dirinya sendiri. Kenapa emosi yang bernama cinta harus serumit ini?