Empat Bulan Kemudian...
DINY
Dengan setengah berlari Diny menghampiri Nicky, senyum lebar menghiasi wajahnya. Begitu jarak mereka sangat dekat, Diny menjatuhkan koper dan tasnya begitu saja lalu melemparkan dirinya ke pelukan Nicky. "Kangen..." bisiknya di telinga Nicky dan mengecup pipinya.
"Kamu itu pergi cuma dua minggu, DinDin..." Nicky menghela nafas sembari menepuk-nepuk bagian belakang kepala Diny.
Seketika Diny melepaskan pelukannya, bibirnya mencibir, "Jadi kamu enggak kangen sama aku, nih?" tanyanya dengan sedikit kesal.
Sebelum menjawab pertanyaan Diny, pria berkacamata itu memberikan kecupan kilat di bibir gadis itu, "Kangen... kangen banget..." ucapnya lembut dengan kemudian menyunggingkan senyuman dan membawa Diny kembali ke pelukannya.
Diny dengan nyaman menempelkan hidungnya di bahu Nicky dan menghirup dalam-dalam aroma pria yang ia rindukan itu. Seperti biasa, wangi Nicky lembut seperti bayi. Dan, Diny sangat-sangat merindukannya.
Setelah mengisi kembali tenaganya dengan kehangatan pelukan Nicky, akhirnya pelukan itu terlepas. Satu tangan Nicky membawa koper Diny dan satu tangan lagi menggenggam jemari Diny. Mereka kemudian berjalan melewati bata-bata jingga Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta menuju parkiran.
"Kru Sense TV udah pada balik?" tanya Nicky.
"Masih ada beberapa kru yang ngambil peralatan syuting di kargo kayaknya," Diny menjawab Nicky sembari mengingat bahwa beberapa kru tadi langsung berpisah dengannya setelah mendapat bagasi karena harus mengambil beberapa alat di kargo.
Kira-kira dua bulan yang lalu, Diny mendapat kabar bahwa ia diterima menjadi travel host-nya acara Sense TV bertajuk Local Stream yang konsepnya adalah keliling kota dan mampir di tempat-tempat eksekutif muda setempat hang out. Sasaran penontonnya memang kisaran umur 25 - 40 tahun, yang hang out bukan sekedar nyari tempat Instagramable, tapi beneran buat melepas stres dari kerjaan.
Kalau mengingat betapa stresnya Diny selepas tes akhir di Sense TV, mendapat berita kalau ia got the job benar-benar terasa surreal. Padahal waktu keluar dari ruangan tes akhir dia sudah hopeless, apalagi kalau melihat saingannya di ruang tunggu yang sepertinya sudah biasa jadi influencer dan berpose di kamera. Namun, sang produser Local Stream yang memberinya kabar justru tertawa ketika mendengar Diny sempat hopeless. Produser yang bernama Erik itu, yang juga mantan host travel show, justru bilang kalau Diny diterima karena jauh lebih bagus daripada mereka semua.
"Gimana ya ngomongnya? Menurut gue, approach lo asyik banget! Narasi lo juga oke, jadi gue kebayang betapa asiknya tempat itu. Buat orang jadi tertarik sama tempatnya, lah. Gue enggak sabar, sih kerja sama lo!" seru si produser panjang lebar dengan sesekali tergelak.
Setelahnya, Diny langsung mengabari Deny lewat telepon yang langsung berseru, "See, I know you can!" Lalu, ia bertanya, "Jadi, kapan kasih surat resign? Kalau perlu aku yang ngomong ke Ayah."
What a supportive brother he is!
Kemudian, ketika ia berjalan keluar studio dan menemui Nicky yang mengantar dan menunggunya sampai sengaja cuti dari kantor, air mata-nya langsung menetes. Nicky memeluknya dengan lembut dan berkata, "Kamu berjuang dengan baik, Din. Makanya hasilnya juga baik."
Diny hanya bisa mempererat pelukannya, meremas bagian belakang kaos yang Nicky pakai dan sembari tersedu berucap, "Thank you, Nicky. Thank you for always believing in me."
Ia juga mengabari Bunda dan di acara keluarga akhir pekan ia memberi tahu Ayah-nya secara langsung. "Bagus, bagus, bagus akhirnya kamu menemukan yang kamu cari. Ayah... bangga..." ucap Ayah-nya kala itu dengan agak tercekat, sehingga membuat Diny menghambur ke pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Come True
Romance[COMPLETED] Dua cerita cinta... Ada yang gila kerja dan penuh penyangkalan jika sudah menyangkut soal cinta. Ada yang menganggap cinta adalah petualangan hingga menyakiti dirinya sendiri. Kenapa emosi yang bernama cinta harus serumit ini?