25 ~ BAHAGIA

39 6 0
                                    

"Selamat hari minggu semuanya"

Gadis berparas cantik baru saja menapaki anak tangga untuk bergabung bersama keluarganya di meja makan.

"Udah rapi aja kamu, mau kemana emang?" Tanya Tamara pada anak gadisnya.

"Di ajak Devan mah, katanya mau nyari perlengkapan buat ultah sekolah nanti"

"Sarapan dulu"

Dentingan sendok dan piring terus beradu hingga kedatangan Devan.

....

Kini Tasya sudah duduk di samping Devan, tepatnya di dalam mobil sport yang dikendarai pria itu.

"Kita mau kemana dulu?" Tanya Tasya.

"Toko buku" jawab Devan singkat.

"Untuk apa? Bukannya kita mau beli perlengkapan buat pensi nanti?"

"Bazar"

Jawaban singkat dari Devan membuat Tasya kembali memfokuskan penglihatannya pada benda pipih yang sedari tadi ia genggam.

Tanpa aba aba, Devan meraih dan mengantongi ponsel Tasya. Kemudian menggenggam erat pergelangan tangan gadis itu.

"Aku gak suka di abaikan"

Cup💋

Perkataan Devan dilanjutkan dengan bibirnya yang baru saja mendarat di tangan mulus 'gadis'nya itu, hingga menimbulkan rona merah di pipi Tasya.

"Masih mau berduaan disini aja?" pertanyaan Devan membuyarkan lamunan Tasya.

Sadar akan mereka yang ternyata sudah tiba di tempat tujuan, membuat Tasya terus merutuki dirinya.

"Lucu" Bisik Devan yang tentu saja semakin membuat Tasya salah tingkah.

Kupu kupu di dalam perut Tasya seolah berterbangan mengakibatkan pipinya semakin bersemu.

Tasya berjalan mendahului Devan yang diam diam mengulum senyuman karena melihat tingkah nya.

....

Mereka sudah membeli beberapa buku yang Devan rasa cocok untuk mengisi stand bazar.

"Sekanjutnya kemana lagi?" Tanya Tasya saat dirinya dan Devan sudah kembali ke dalam mobil.

"Kita ke mall dulu, sekalian cari makan disana" Anggukan Tasya dibalas senyuman oleh Devan.

Mobil kembali melaju menuju salah satu pusat perbelanjaan disana.

Skip perjalan ke mall~

"Makan disana aja yuk" ajak Tasya saat beberapa paper bag sudah menggantung di tangan mereka.

Mereka terus bercanda ria sepanjang perjalanan. Tak lupa dengan Devan yang sesekali mencubit gemas pipi sang pacar.

Tanpa mereka sadari seseorang memperhatikan mereka dengan senyuman yang sulit di artikan.

"Gue bahagia Sya ngeliat lo bahagia sama dia, Sekarang gue sadar sama perasaan gue ke elo, mungkin kemarin gue sekedar terobsesi sama kecantikan dan sikap dingin lo sama kayak anak-anak lain. Tapi sekarang gue bersyukur karna gue udah punya seseorang yang bisa bikin gue bahagia, dan tentunya punya perasaan yang sama dengan gue"

Because You Are The Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang