Hari ini, sesuai dengan janji Devan pada Tasya kemarin bahwa gadis itu diperbolehkan untuk pulang. Sebelumnya hal ini sudah Devan bicarakan dengan pihak keluarga Tasya, dan mereka menyetujui permintaan itu dengan catatan Tasya tetap dalam pantauan dokter selama dirumah.
Gadis itu tengah terbaring suntuk diranjang rumah sakit, Tak ada siapa pun selain dirinya.
"Huffttt, Nyebelin banget sih, ini beneran gak ada yang nyariin gue apa ya?"
Jari jemarinya terus menari di atas tuts keyboard, entah apa yang dilakukan gadis itu, yang jelas ia merasa sangat bosan sekarang.
Tiba tiba pintu terbuka dengan sendirinya.
"Kak Andraa!!" Pekik Tasya histeris saat saudaranya memasuki ruangan.
"Eh kok udah teriak teriak aja sih. Lo kan belum sembuh total dek"
"Ya abisnya gue kangen banget sama lo, kenapa semalam gak datang sih?" Tasya memperlihatkan wajah cemberut.
"Uluh uluhh, Kangen Aku ternyata. Hahaha kerasukan apa lo? Biasanya juga gak pernah nyariin"
"Ih tau ah, serah lo aja. Gue mati baru nangis lo" Tasya merajuk sambil bersedekap dada.
"Ngambek nih?"
"Tau"
"Gitu aja ngambek, dasar bocah"
"Bodo amat"
"Yee, nyesel nih anak. Makan dulu gih, abis itu kita pulang" Pintah Andra lembut.
"Gak"
"Lo kok jadi nyebelin?"
"Lo yang nyebelin"
"Makan gak lo" Andra mulai geram dengan tingkah Tasya, namun tak bisa di pungkiri, ia merasa gemas degan adiknya itu.
"Gak.mau.titik" jawab Tasya penuh penekanan.
"Yaudah" putus Andra
"Yaudah"
"Oke. Sekarang gue mau telpon mami dulu"
"Buat apa?" Tasya mengerutkan dahinya.
"Mau laporan kalo lo masih betah dirumah sakit. Pulangnya di cancel minggu depan"
Skakk.
"What?? No,No, No. Lo gak boleh seenaknya gitu dong. Kalian kan udah janji kalo gue boleh pulang hari ini"
"Lah siapa yang bilang?"
"Devan" Ucap Tasya mantap
"Itu sih kemauan lo"
"Ihh kak Andraaa!!!"
"Mau pulang gak?" Tawar Andra sekali lagi.
"Mau" Tasya mengangguk cepat sambil menampilkan wajah pupy easy nya.
"Makan ya" Bujuk Andra lembut. Entah kenapa adiknya ini selalu ribet jika menyangkut makanan.
"Yaudah. Tapi suapin"
"Cih. Bocah"
"Gue gak makan nih" seketika raut wajahnya berubah.
"Iya iya. Emang si kutub kemana sih?"
"Devan lagi ngaterin mama sama papanya ke bandara"
"keluar kota lagi?"
"Bukan"
"Terus?"
"Luar negri. Katanya mereka punya perusahaan baru disana" jelas Tasya.
Andra mengangguk paham. Orang tua sahabatnya itu memang sangat gila dengan pekerjaan, tak heran jika mereka memiliki banyak cabang di luar negri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You Are The Reason
Romantizm[Romance] 🏅29 Pacaran (9 Mei 2020) 🏅36 Devan (9 Mei 2020) 🏅22 Romantisme (9 Mei 2020) 🏅20 Tasya (9 Mei 2020) Kisah cinta Anastasya Alexsander dan Devano Anggara yang penuh lika liku. . Terpisahkan oleh maut? Mungkin ini akan menjadi akhir cerit...