16 ~ KRITIS

144 24 16
                                    

Author sangat membutuhkan saran nih readers, yang mau kritik juga gapapa, tinggal comment aja.

Ohiya jangan lupa Voteeee juga ya😘
Thank you :)

Braakk..

Brakkk..

Devan mendobrak pintu gudang beberapa kali hingga terbuka, Tatapannya Terkunci memandangi Gadis di depannya yang terkulai lemas dengan tubuh yang dipenuhi luka lebam, penampilan Tasya nampak sangat berantakan dengan rambut acak acakan.

"Tasyaa" Andra tak menyangka dengan apa yang dilihatnya, ia berjalan tergesa menghampiri Tasya.

"Lo kenapa dek, lo diapain sama mereka?" Andra segera membopong tubuh Tasya, tak lupa ia membuka ikatan yang ada pada pergelangan tangan dan kaki adiknya.

Andra berlari keluar dari ruangan itu dengan Tasya yang berada dalam gendongannya.

"Van, lo nyetir mobil" Devan mengangguk kemudian berlari mendahului Andra.

"Maafin gue Sya. Maafin gue. Gue gak becus ngejagain lo" lirih Andra saat sesekali sepasang mata itu menatap wanita yang ada dalam gendongannya.

"Kamu kuat Sya. Kamu harus bertahan" batin Devan sambil membuka pintu mobil.

"Van ngebut Van. Gue khawatir ama Tasya" Andra menaikkan tempo suaranya, tersirat sebuah ke khawatiran yang begitu besar disana.

Tinnnnt,tinnnt, tinntt....

Devan berkali kali.membunyikan klakson mobil saat ada kendaraan yang dirasa menghalangi jalannya, Mobilnya menyalip tiap kendaraan yang dilewati.

Tiiinnnnnttt..

"Minggir lo bangsat" Devan merutuki pengendara bermotor yang berusaha mendahului mobil yang dikemudinya.

Kini mereka sampai disalah satu RS yang ada dipusat kota.

Kini mereka sampai disalah satu RS yang ada dipusat kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dok... Suss.. Bantuin saya" Devan sedikit berteriak agar suaranya terdengar oleh para tenaga medis yang lalu lalang disana.

Salah satu suster yang melihat Andra menggedong Tasya dengan raut begitu khawatir segera menghampiri mereka dengan membawa ranjang pembaringan pasien.

Andra membaringkan tubuh Tasya pada ranjang itu dan ikut mendorong benda tersebut menuju satu ruangan terdekat.

UGD

Dengan kondisi yang begitu memprihatinkan. Devan menghampiri Tasya dan duduk di sisih ranjang tempat Tasya terbaring lemah.

Ia tak dapat membendung air matanya, sosok Devan yang terkenal sebagai kutub es ternyata dapat berubah 180 derajat hanya karna seorang Tasya.

Because You Are The Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang