Ceklekk...
Pintu kamar Tasya terbuka menampilkan kondisi gadis itu, yang kini terkulai lemas di atas lantai kamarnya dan tidak sadarkan diri.
"Tasya" Devan menghampiri Tasya dengan begitu panik, segera ia menggendong tubuh Tasya dan membaringkannya di atas kasur empuk yang tak jauh dari posisi mereka saat ini.
"Tasya, Lo bangun dong. Ini gue Sya. Pleasee" Devan mulai menepuk-nepuk pipi Tasya dengan pelan.
Menuangkan sedikit minyak angin pada telapak tangannya kemudian di arahkan ke indera penciuman Tasya. Terlihat sedikit pergerakan, nampaknya Gadis itu mulai sadarkan diri.
Sebuah notif masuk ke Ponsel Milik Devan.
Gue titip Tasya bro. Gue masih ada latihan basket, bilangin Tasya gue pulang agak kemaleman. Gue percaya sama lo. Jaga Tasya
From Andra
Sip, lo gausah khawatir.
Usai membalas pesan dari Andra, Devan melihat Tasya perlahan mulai mengerjapkan matanya nampak menyesuaikan dengan cahaya yang masuk menuju retina mata gadis itu.
"Tasya, Lo udah sadar?" Tanya Devan Memastikan.
"Hmm" Hanya sebuah deheman kecil yang terdengar.
"Tasya ini gue. Devano sya." Tasya memalingkan wajahnya dari hadpan devan.
Tasya tak dapat membohongi perasaannya, Ia merindukan pria yang kini ada didepannya itu, Sosok yang membuatnya hampir depresi dua tahun lalu.
Kini devan telah kembali. Namun kenapa Tasya terlalu egois untuk mengakui bahwa dirinya merindukan orang itu? Tasya Masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Setelah ia berusaha mati-matian melupakan devan, Tuhan malah kembali mempertemukan mereka dan menepis semua anggapan Tasya perihal meninggalnya Devan saat peristiwa itu.
"Tasya. Gue mau lo dengerin semua penjelasan gue Sya. Semua yang terjadi sejak kejadian itu, dan apa yang gue alami dua tahun belakangan ini tanpa lo Sya" Devan meraih pergelangan tangan Tasya dan membekapnya dengen kedua tangan Devan.
"Sya. Gue Rindu sama lo Sya. Gue nyariin lo selama ini. Dan ternyata lo ada disini. Bahkan lo adik dari sabahat gue. Gue bodoh sempat Ngehajar Andra Gara-hara gue cemburu Andra deket sama lo. Dan Andra udah jelasin semuanya ke gue, ternyata lo sama Andra sodaraan. Maaf sya" Ucap Devan lirih.
Devan menundukkan wajahnya. Ia sangat merindukan Gadis yang ada di hadapanya ini. Bagaimana bisa Tasya berusaha melupakan devan disaat devan tengah berjuang melawan sakit agar kelak bisa kembali bersama Tasya.
"Van" Akhirya Tasya mulai membuka suara.
Ia berusaha mendudukkan dirinya dengan sedikit bantuan devan.
Kini Tasya mengarakah pendanganya kewajah devan. Manatap manik mata Pria itu, mencoba mencari kebohongan disana. Tidak. Tasya Tidak menemukan itu. Raut wajah devan menyiratkan kesungguhan. Tasya Bisa melihat ada kebahagiaan disana. Mungkinkah Devan bahagia bisa kembali bersama Tasya? Jika iya, Tasyapun sangat bahagia melihat Devannya telah kembali.
"Van, gue minta maaf" Tasya berbicara sepelan mungkin, hampir tak ada yang dapat mendengarnya kecuali Devan. Tasya mulai bergetar, air Matanya tak dapat dibendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You Are The Reason
Romance[Romance] 🏅29 Pacaran (9 Mei 2020) 🏅36 Devan (9 Mei 2020) 🏅22 Romantisme (9 Mei 2020) 🏅20 Tasya (9 Mei 2020) Kisah cinta Anastasya Alexsander dan Devano Anggara yang penuh lika liku. . Terpisahkan oleh maut? Mungkin ini akan menjadi akhir cerit...