"Sabar dong. Namanyaaa..." Gantung Angga sekali lagi.
"Tasya"
Deggg...
Desiran Darah Andini mengalir dengan cepat menuju jantungnya. Memori gadis itu seakan mereka ulang kejadian yang baru saja ia perbuat tadi sore.
"nggak. Pasti itu orang lain. Bisa aja kan Tasya yang di maksud Angga adalah orang yang berbeda dengan Tasya yang saat ini Andini pikirkan. Nama Tasya bukan cuma satu di dunia ini." Andini membatin.
"Woy. Lo kenapa?" Angga berusaha membuyarkan lamunan Andini.
"Nggak. Pasti bukan dia yang Angga Maksud. Udah lah Andini, lo kenapa jadi tegang gini sih? sans aja kali" Andini berusaha menetralisir perasaannya.
"Helloo. Ini gue kok berasa ngobrol ama patung ya?"
"Ehh. Gimana gimana? lo bilang apa tadi? heheh, Cantik gak orangnya? Cantikan mana sama gue?" Andini Berusaha sebisa mungkin mengontrol reaksinya.
"Cantik lah. Cantikan dia tau"
"Hufft. Untung aja nih orang gak banyak nanya" batin Andini.
"Jadi penasaran Gue. Secantik apa sih, sampe nih sepupu gue kebayang bayang mulu"
"Cantik deh pokoknya. Tapi lo tau nggak? Awal gue balik ke indo Malemnya kan gue ke super market tuh buat beli bahan makanan, Gue jalan kan tuh sambil main ponsel, eh gak taunya ada cewek yang tiba tiba nabrak gue dari arah yang berlawanan dan lo tau gak siapa cewek itu?"
"Mana gue tau, kan lo berdua yang tabrakan"
"Cewek itu si Tasya tau gak"
"Hah? gimana bisa?" Andini Mulai tidak nyaman dengan topik pembicaraan ini.
"Gue juga gak tau, Dia buru buru banget cuma ngomong 'Sory gue gak sengaja' itu doang. Tapi dari suara itu gue bisa nyimpulin kalo itu si Tasya. Gue juga sempet mastiin kalo itu emang Tasya, tapi gue cuma liat belakangnya doang. Tapi sumpah gue yakin Banget itu si Tasya." Angga berusaha meyakinkan dirinya sendiri atas apa yang ia lontarkan pada Andini.
"Gimana lo bisa nyimpulin itu si Tasya cuma dari suaranya aja?" Andini Berusaha mengalihkan pemikiran Angga mengenai sosok Tasya yang membuat dirinya tidak tenang.
"Gue pernah sekali denger suara Tasya pas dia lagi teleponan ama seseorang. Cukup singkat sih, tapi gue bisa sehafal itu" Jelas Angga.
"Terserah lo aja deh, gue Ngantuk pengen tidur" Andini Beranjak dari posisinya meninggalkan Angga sendirian di depan kolam renang.
"Yee. Gak asik lo ah. Yaudah gue balik dulu. Besok mau Gue jemput nggak?" Tawarnya sebelum Andini benar benar lenyap dari jarak pandangnya.
"Gue bareng sahabat sabahat gue besok"
"Oh yaudah, Sampe Ketemu besok ya. Selamat tidur" Angga berjalan dari arah belakang Andini kemudian berpisah saat Andini hendak menaiki tangga menuju lantai Atas.
"Angga pamit dulu ya Tan" Angga berjalan menghampiri Dewi yang sedang duduk manis menatap layar tv.
"Eh sayang. Yaudah hati hati ya. Jangan ngebut, Sampe Apartemen langsung tidur gausah keluyuran lagi, inget lho besok kamu harus masuk sekolah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You Are The Reason
Romantizm[Romance] 🏅29 Pacaran (9 Mei 2020) 🏅36 Devan (9 Mei 2020) 🏅22 Romantisme (9 Mei 2020) 🏅20 Tasya (9 Mei 2020) Kisah cinta Anastasya Alexsander dan Devano Anggara yang penuh lika liku. . Terpisahkan oleh maut? Mungkin ini akan menjadi akhir cerit...