5. Latihan Perdana

7.9K 898 65
                                    

Untuk pertemuan kali ini hanya membahas permasalahan mengenai latihan fisik, dan acara naik ke Lawu yang akan dilakukan sebulan kemudian. Nata benar-benar tidak sabar, ingin melakukan pendakiannya.

“Nata!” Panggil seseorang, saat gadis itu baru saja beranjak berdiri.

“Iya bang?” Tanyanya, saat tau ternyata yang baru saja memanggilnya adalah salah satu seniornya.

“Pulang sama siapa?” Tanya Rian ramah.

Nata tersenyum, tangannya terangkat, dan jempol tangannya menunjuk sopan kearah mas Miko. “Aku udah di jemput ayah bang” jawabnya, memperkenalkan mas Miko sebagai ayahnya. Karna saat sebelum berangkat tadi, saat ia melakukan sarapan bersama pasutri itu, mas Miko dan mbak Farid memintanya untuk memanggil mereka dengan sebutan ayah dan ibu.

Nata tidak memiliki siapa-siapa disini, maka dari itu, tidak ada salahnya ia menganggap kedua pasutri itu sebagai ayah dan ibunya di kota ini.

“Oh itu ayah kamu? Masih muda ya” puji Rian saat melihat mas Miko. Nyatanya umur Miko juga baru menginjak angka 35.

“Yuk, abang antar ke ayahnya” ajak Rian ramah, dan disetujui oleh Nata, si gadis polos itu.

Mereka berdua berjalan menuju gerbang, sama sekali tidak menyadari adanya tatapan tidak suka, iri, dan marah dari orang-orang di belakang mereka.

“Om, ini Natanya” ucap Rian ramah kepada Miko.

Laki-laki berkepala tiga itu menatap Miko dengan tajam, tidak suka jika anak angkatnya di dekati oleh laki-laki seperti Rian.

“Yah, ini senior Nata, namanya Rian” ujar Nata lembut, memperkenalkan Rian kepada Miko.

Miko hanya mengangguk, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Tangannya terulur dan memberikan helm untuk Nata.

“Kita pulang ya nak, ibu udah nungguin dirumah” ajak Miko lembut kepada Nata.

Gadis itu mengangguk, dan segera memakaikan helmnya.

“Bang, Nata duluan ya” pamit Nata ramah, sebelum naik ke motor besar Miko.

Rian hanya mengangguk. Ia mulai tampak gugup karna melihat raut ketidaksukaan ayahnya Nata yang secara terang-terangan. Tak dapat restu nih!!!

Sedangkan teman-temannya yang memperhatikan interaksi mereka bertiga tertawa. Tidak ada raut kesedihan karna melihat temannya baru saja di tolak secara terang-terangan.

Nata adalah gadis yang cantik dan polos, jadi bukan menjadi hal yang tidak mungkin, gadis itu memiliki penjaga garang seperti Tomi.

◇◇◇

Sore harinya, Nata tampak sudah siap dengan celana training dan kaus polo putihnya. Matanya menatap penampilannya sebentar, sebelum beranjak keluar dari kamar. Ia berniat ingin mampir kerumah Farid untuk meminta izin. Walau bagaimanapun, mereka adalah orangtua Nata selama disini, dan Nata harus memperlakukan mereka layaknya Nata memperlakukan maminya.

Saat Miko datang menjemputnya, dan mengantar Nata pulang, Miko langsung pergi kembali ke kantor, karna ia menggunakan jam istirahatnya untuk menjemput Nata.

Nata? Jelas gadis itu merasa bersalah, dan terlalu merepotkan. Ia juga berniat ingin mengatakan kepada pasutri itu agar jangan merepotkan diri hanya untuk Nata.

Saat di depan pagar rumah mbak Farid, Nata bisa lihat keramaian di daerah bagasi rumah mbak Farid. Farid memiliki usaha catringan, hal itulah yang membuat rumah Farid selalu ramai oleh pekerja.

Tanpa mengetuk pintu, Nata masuk kedalam rumah melalui pintu depan. Kepalanya celinggak celingguk mencari keberadaan Farid, yang biasanya saat sore hari ini sedang istirahat di ruang tv.

The Power of Girl (TERSEDIA DI PLAYBOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang