1. Mami Lala

19.4K 1K 32
                                    

Renata, atau kerap di panggil Nata, tampak terlihat sedang serius menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, namun tanda-tanda kepulangan maminya masih juga belum terlihat.

Tidak berapa lama, Nata mendnegar suara deruman mobil yang terparkir di depan rumahnya. Ia sedang malas beranjak dari kursinya. Ia yakin, maminya pasti akan langsung naik ke kamarnya untuk mencari keberadaan Nata.

"Haloha Nata! Mami pulang nak" teriak maminya dari lantai bawah.

Lala, mami Nata, segera naik ke lantai atas saat masih belum mendapati keberadaan putrinya. Tangannya terulur, dan membuka pintu kamar anak sematawayangnya.

"Hallo sayangnya mami, maaf ya mami telat pulang" ujar Lala sambil berjalan menuju meja belajar anaknya.

Ia segera memberikan kecupan manis di seluruh wajah putih anaknya, dan kemudian menyunggingkan senyum.

"Anak mami lagi apa sih? Kok serius banget" kesal Lala karena masih belum mendapat respon anak gadisnya.

"Mami, jangan ganggu Nata! Tugas Nata lagi banyak nih" rungut Nata, menjauhi tangan maminya yang masih berada di pipinya.

Terkekeh, Lala malah membawa Nata kedalam pelukannya. Membuat wajah anak gadisnya semakin bete. "Natanya mami jangan pinter-pinter banget doung. Enggak ngerjain tugas sekali, gak buat Natanya mama tinggal kelas kok" ucap Lala santai.

"Tapi Mamiii...--

Ucapan Nata langsung terpotong saat maminya mencubit bibir anak gadisnya. "Nata, besok bolos sekolah yuk. Temani mami ngajar" ajak Lala.

Lala itu tipe orangtua yang baik banget. Sanking baiknya, Ia malah meminta anaknya untuk nakal sedikit, dan menikmati masa remajanya. Gaya Lala bahkan terlihat seperti ABG, dan tak kalah keren dengan gaya anak gadisnya.

Lala ini cantik, cantik banget. Dan kecantikannya menurun kepada anak gadisnya, Nata. Dan entah bagaimana, kecantikan kedua wanita yang berbeda umur itu bagai kutukan dalam hidup mereka.

"Mami, jangan begitu! Nata besok ada ulangan" tolak Nata.

Mendesah, akhirnya Lala pasrah. Anak gadisnya ini memang susah jika di suruh belok sedikit. Hidupnya terlalu datar. Maminya, Lala, lebih terkenal ke ibu-ibu cerewet. Beda hal dengan anak gadisnya yang manja, dan manis. Nata juga lemah lembut banget. Pokoknya, orang-orang tidak akan berpikir dua kali jika ingin menyakiti gadis ini.

"Mami lapar. Natanya mami udah makan?" tanya Lala.

Nata menggeleng, tapi tangannya masih tampak sibuk menulis sesuatu di bukunya.

"Okei kalau begitu. Mami mandi dulu, baru kita makan bersama ya sayang" ucap Lala lalu pergi keluar dari kamar Nata.

Nata, gadis itu kembali menekuni bukunya, membacanya perlahan agar bisa memahaminya tanpa perlu menghapal isi buku.

Tiga puluh menit kemudian, Ia mendengar suara deruman mobil. Merasa bingung dengan tamu yang datang, Nata beranjak dari kursinya, dan melihat siapa tamu yang datang kerumahnya malam-malam seperti ini.

Tubuhnya langsung bergetar, saat melihat mobil yang tidak asing, sedang terparkir sembarangan tepat di belakang mobil mamanya. Dan kini. ia mendengar sebuah suara bentakan dari lantai bawah rumahnya. Nata tidak berani turun, tubuhnya gemetar dan ia ketakutan.

Dari kamarnya, ia bisa mendengar suara maminya yang balik membentak papanya. Yah, orang yang baru saja datang ke rumahnya adalah papanya, ayah biologisnya, yang sudah lama meninggalkan ia dan maminya demi wanita lain, dengan alasan kecantikan mami dan ia adalah kutukan.

Ada nama Nata yang terucap dari pertengkaran kedua orangtuanya. Dan gadis itu semakin .ketakutan, karna bayang-bayangan perkataan papanya terngiang di kepalanya.

Birkan aku menggores wajah itu untuk melepaskan kutukannya!

Sebuah kalimat yang menakutkan bagi Nata. Papanya terobsesi ingin mencelakai Nata, dan Maminya tidak pernah membiarkan itu terjadi.

Di saat papanya di laporkan ke polisi, entah bagaimana, laki-laki itu selalu lewat. Papanya terlalu pandai berkilah, hingga selalu bebas dari jalur hukum.

Suara deruman mobil kembali terdengar, dan Nata kembali menoleh ke bawah. Papanya sudah pulang, entah apa lagi yang ia lakukan terhadap maminya.

Menguatkan dirinya, Nata segera berlari ke bawah. Ia mendapati maminya sudah duduk terkulai lemas di balik pintu. Air matanya turun tanpa pemberitahuan, saat melihat maminya yang juga ketakutan.

"Mami" panggil Nata. Perempuan itu segera berlari dan menangis kepelukan maminya.

"Gak apa-apa. Ada mami" ucap Lala menenangkan anak gadisnya, ya walaupun ia juga terlihat terpukul dengan kedatangan mantan suaminya.

^^^

Penyesalan selalu datang di akhir. Mata sembab Nata dan wajah berantakan sama sekali tidak membuat Nata beranjak dari tempatnya. Matanya menatap nanar kearah pusaran tanah yang menggunung di hadapannya. Ada nama Syla Hermawan yang tertulis di batu nisan tepat di ujung gumpalan tanah yang di depannya.

Semua orang menatap Nata dengan kasihan. Karna gadis itu di tinggal oleh maminya. Andai kemarin Nata menyetujui permintaan maminya untuk membolos, mungkin akan lain ceritanya. Dan penyesalan itu semakin membuncah. Sudah tidak ada air mata yang tersisa di matanya, tapi tetap saja, maminya juga masih belum bangun dari tidurnya.

Makam maminya banyak di hadiri mahasiswa dan mahasiswinya. Lala yang terkenal baik dan cantik, menjadi dosen populer di tempatnya mengajar. Beberapa mahasiswa Maminya yang Nata kenal, masih setia menemani Nata yang tampak terlihat nyaman dengan menatap kuburan maminya.

Hari ini hari terakhir ia bertemu dengan maminya, sebelum ajal menjemput dengan kecelakaan maut saat baru saja mengantar Nata ke sekolah pagi ini. Andai ia menerima permintaan terakhir maminya, mungkin ia juga sudah berada di dalam dunia yang sama dengan maminya.

Dan sekarang Nata ingin mati. Ia tidak punya siapapun lagi. Satu-satunya orang yang ia punya, telah berpulang, dan meninggalkan Nata sendirian di dunia yang sama dengan papanya. Sekarang, siapa yang bisa melindunginya lagi?

The Power of Girl (TERSEDIA DI PLAYBOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang