4. Ekskul Pencinta Alam

7.9K 840 63
                                    

Nata! Angga, ketua ekskul pencinta alam minta semua teman-temannya kumpul sehabis pulang sekolah di lapangan basket.
Datang ya, sekalian perkenalan kamu.

Nata memandang pesan yang di kirimkan seniornya, Tari, untuk kelima kalinya hari ini. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Dan teman-teman sekelasnya sudah kembali pulang kerumah masing-masing, dan hanya menyisahkan temannya yang piket untuk memberisihkan kelas.

Bangkit dari duduknya, Nata menggendong tasnya. Kakinya melangkah dengan pelan ke arah luar gerbang putih. Sekolah sudah mulai tampak sepi, dan Nata juga masih belum menemukan mas Miko, yang berjanji menjemputnya nanti.

Sudah ada beberapa orang yang terlihat sedang duduk melingkar di lapangan basket. Kakinya sedikit ragu untuk datang kesana, karena tidak menemukan satupun perempuan.

“Nata!” panggil seseorang dari sudut lapangan.

Tari, seniornya yang ramah berlari kearahnya. Tersenyum, Tari merangkul Nata, dan membawanya menuju kumpulan orang-orang itu, yang kini melihat Nata dengan intens. Mereka berdua tampak terlihat sudah sangat akrab.

“Guys, ini loh yang gue bilang tadi. Anak baru itu memilih ekskul pencinta alam. Kurang seger apa lagi?” lantang Tari mengambil suasana yang terlihat serius itu.

Seseorang berdiri dari lingkar itu, lalu meminta Nata untuk mendekat.

Gadis itu berjalan, dan sedikit melangkah di sela-sela lingkaran.

“Lo pergi dah! Ini urusan kita lagi” perintah Angga untuk mengusir Tari dari hadapannya. Tari terlihat merungut, tidak terima dengan usiran dari Angga.

“Jangan lo apa-apain ya tuh adek gue!” ancam Tari sebelum pergi berlalu.

Kini pandangan semua orang kembali kepada Nata. Gadis itu terlihat gugup dan takut di saat bersamaan.

“Lo yakin mau masuk ekskul ini?” tanya Angga yang masih berdiri tepat di sampingnya.

Nata mengangguk pelan, ia baru saja hendak membuka mulutnya untuk berbicara, namun terpotong karna Angga kembali berbicara. “Banyak cewek yang mendaftar ikut masuk ekskul ini karna mau lihat Elang doang. Ikut latihan sekali, udah langsung pada mengundurkan diri. Ekskul ini berat, lo yakin sanggup?”

“Iya, aku sanggup” jawab Nata tanpa keraguan sedikitpun.

Menghembuskan nafasnya pelan, akhirnya Angga hanya bisa pasrah. Ia yakin, anak baru yang sialnya cantik banget ini, tidak akan tahan dengan pelatihan fisik mereka.

“Oke, lo perkenalkan diri lu dulu!” perintah Angga pada akhirnya.

Tersenyum, Nata mulai memperkenalkan diri, “Hai, aku Renata Hermawan. Panggil aja Nata, pindahan dari Solo” ucapnya dengan tidak lupa kembali tersenyum.

Nata yang berdiri di depan mereka memang benar-benar penyegaran sekali. Suara lembut yang mendayu-dayu, serta senyuman manis yang tidak pernah hilang di wajahnya. Semua orang yang melihat Nata, pasti terpesona, termasuk Elang, salah satu seniornya yang terkenal kaku.

Acara kembali berlangsung setelah Angga memperkenalkan diri sebagai ketua ekskul, dan memberitahu segala hal tentang pencinta alam. Untuk teman-temannya yang lain, di minta melakukan perkenalan secara pribadi agar tidak mengambil banyak waktu dan mereka bisa cepat pulang.

Nata yang polos, yang jarang bersosialisasi dengan kaum adam, memberikan nomor ponselnya kepada semua orang yang meminta. Biasanya, maminya hanya memperkenalkan Nata kepada mahasiswa yang memang sudah akrab dan sopan kepada maminya.

Elang, laki-laki kaku itu jadi merasa resah melihat perlakuan Nata yang terlalu baik kepada semua orang. Dan untuk pertama kalinya, Elang tertarik kepada seorang gadis. Bukan, Elang bukan Gay atau menyukai sesama jenis, hanya saja, tidak pernah ada seorangpun gadis yang bisa membuatnya terpana, selain perempuan ini, dan dia. Dia, gadis setahun yang lalu ia temui, dan kini ingatan mengenai wajahnya sudah mulai samar-samar.

Dulu ia berjanji akan mencari gadis itu, dan meminta pertanggung jawaban, karna berhasil memikat Elang, si tampan Pujangga yang terkenal kaku dan irit bicara.

Bisa dikatakan, Elang itu susah jatuh cinta. Karna semasanya sekolah, hanya si dia yang berhasil membuat Elang terpikat. Tapi sepertinya pernyataan itu bisa di bantah sekarang, karna Elang kembali terpikat kepada seorang gadis. Bahkan wajah dia yang Elang ingat selama setahunan ini, menjadi samar, dan di gantikan dengan wajah Nata yang selalu tersenyum.

Sudah cantik, lemah lembut lagi. Bikin orang ketar ketir aja, dengus Elang.

Nata itu tipe gadis pintar. Walau hanya dalam sebuah ekskul begini, ia tetap serius mendengar penjelasan yang di berikan oleh Angga, perihal latihan mereka untuk sebulan kedepan, demi menaklkukan gunung Lawu.

Dan dari penjelasan Angga, Nata jadi tahu, bahwa ini pendakian mereka kedua di gunung itu. Nata tentu excite untuk melakukan pendakian dengan teman-teman barunya. Dan latihan yang akan mereka lakukan setiap rabu sampai sabtu, setidaknya dapat membantu Nata melupakan masalahnya untuk sementara waktu.

The Power of Girl (TERSEDIA DI PLAYBOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang