Umji telah mengganti pakaiannya dan keluar dari toilet. Ia ternyata sudah ditunggu oleh Jennie di depan toilet dan memberikannya paper bag untuk menyimpan bajunya.
"Terima kasih." Ucap Umji membungkukkan tubuhnya.
"Ini Nona Kim yang menyuruhnya jadi tidak perlu berterima kasih. Oh iya, ayo aku antar ke kasir." Ajak Jennie menarik tangan Umji ikut dengannya.
Sesampainya di kasir, Jennie mengajarkan Umji cara melayani pembeli dengan baik dan jangan lupa tersenyum karena itu sangat penting di toko roti ini.
"Sesuai dari arti nama toko ini yaitu roti kebahagiaan, kau harus dituntun untuk tersenyum kepada pembeli. Hal ini agar dapat membuat suasana hati mereka menghangat saat sedang dilanda suatu masalah." Jelas Jennie.
"Baiklah." Ucap Umji.
"Apa sekarang kau sudah mengerti semua?" Tanya Jennie memastikan.
Umji menganggukan kepalanya, "Apa aku boleh tau siapa namamu?" Tanya Umji membuat Jennie tersadar bahwa sejak awal ia belum memperkenalkan diri.
"Oh astaga maafkan aku. Im Jennie, aku di sini sebagai manager toko roti ini." Ucap Jennie memaksa sedikit tersenyum pada karyawan baru itu. Ia memang susah untuk tersenyum dan terkadang terlihat jutek tetapi sebenarnya ia sangat baik.
"Karena kau sudah paham semua, selamat bekerja. Aku juga harus menyelesaikan sesuatu." Ucap Jennie menepuk pundak Umji sebelum pergi.
Hari ini begitu melelahkan bagi Jihyo, ia harus menjadi kasir sementara tadi dan menghabiskan waktunya untuk berfikir tentang resep baru mereka. Tadi, mereka melakukan percobaan selama 6 kali dan mereka kembali gagal menghasilkan rasa yang Jihyo impikan membuat wanita itu mengurung dirinya di dalam ruangan untuk mencari berbagai ide.
"Woah, rasanya badanku hampir patah." Ucap Chan yang sedang membersihkan alat-alat membuat roti tadi.
"Ck! Kau berlebihan." Decak Kai yang kini tengah melepaskan pakaian kokinya.
"Nona Kim benar-benar sangat teliti dengan roti terbaru itu hingga mencobanya berulang kali. Padahal aku rasa takaran tadi sudah cocok, kenapa harus diulang?" Chan sungguh bingung dengan jalan pikiran bosnya.
"Dia ingin menciptakan yang terbaik maka dari itu ia terus mencoba." Bela Kai membuat Chan menatapnya curiga.
"Kau, jangan bilang kau menyukai Nona Kim?" Tanya Chan seraya mendekatinya.
"Aku mau pulang, sudah malam." Ucap Kai memakai topinya.
"Yak, kau. jangan lari!" Seru Chan begitu Kai keluar dari dapur menggunakan pintu belakang.
Lelaki itu selalu saja menghindarinya setiap Chan mengajukan pertanyaan itu.
"Mencurigakan anak itu." Gumam Chan kembali melanjutkan pekerjaannya sebelum pulang.
Sementara itu, saat Jihyo sedang berjalan menuju pintu keluar. Ia berpas-pasan dengan Umji yang juga baru akan pulang.
"Selamat malam Nona Kim." Ucap Umji membungkukkan tubuhnya, gadis itu sangat sopan.
"Ah, tidak perlu begitu. Ini bukan lagi jam kerja jadi tidak perlu." Ucap Jihyo memegang kedua bahu Umji agak ia tidak membungkuk kepadanya.
"Kau pulang naik apa?" Tanya Jihyo melihat gadis itu sudah sangat kelelahan.
"Bus, aku akan berjalan sedikit menuju halte bus." Jawab Umji.
Jihyo menatap gadis itu, ia sangat tau gadis itu kelelahan dan pasti sulit untuknya berjalan kaki. Apalagi, setahunya halte bus yang berada di dekat toko roti ini lumayan jauh jika harus berjalan kaki.

KAMU SEDANG MEMBACA
After Married
Fanfiction[Peringatan untuk anak yang belum cukup umur agar tidak membaca cerita ini karena ada beberapa kata yang tidak pantas dan juga perilaku yang tidak boleh dicontoh] (Romance, Melodrama, Mistery) Kim Taehyung, CEO dari perusahaan Kim milik keluarganya...