Siang ini Eunwoo akan berkunjung di toko roti Jihyo. Ini pun juga karena Jihyo mengundangnya untuk datang dan dia menyambutnya dengan senang hati. Sekaligus dia akan menyerahkan surat perceraian itu kepada Jihyo.
“Lino hyung, aku pergi dulu ya. Jika atasan mencariku, bilang jika aku sedang bertemu dengan klienku.” Ucap Eunwoo kepada pengacara yang sudah lebih dulu bekerja di firma hukum ini.
Lino mengacungkan jempolnya, “oke, jangan lupa bawakan aku sesuatu.”
Eunwoo mengangguk lalu setelahnya berjalan keluar dari firma hukum. Dia mengendarai mobilnya seraya menghubungi Jihyo melalui audio connectivity yang sebelumnya sudah terhubung dengan ponselnya.
“Apa kau ada di toko? Aku sedang dalam perjalanan ke sana.” Ucap Eunwoo begitu telfonnya telah tersambung.
Terdengar di sebrang sana tampak rebut akan suara-suara pembeli toko.
“Iya, aku sedang melayani pembeli. Jika sudah sampai, langsung masuk saja ke dalam.” Ucap Jihyo yang nada suara terdengar terburu-buru.
Wanita itu pasti sangat sibuk sekarang, pikir Eunwoo.
“Baiklah, aku tutup dulu.” Ucap Eunwoo dan setelah itu telfon terputus. Dia pun kembali fokus mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal.
15 menit kemudian, mobil Eunwoo sudah terparkir rapi di parkiran khusus toko roti milik Jihyo itu. Eunwoo keluar seraya menenteng tasnya dengan coat yang melapisi jasnya karena saat ini sedang musim dingin.
“Selamat datang.” Sambut salah satu karyawan toko itu.
Eunwoo tersenyum tipis dan kembali melanjutkan langkahnya. Terlihat Jihyo menyadari keberadaan Eunwoo lalu melambaikan tangannya. Dengan cepat, Jihyo meminta Eunha untuk menggantikannya menjadi kasir. Ya, hari ini Umji tidak masuk bekerja lagi.
Jihyo berjalan mendekati Eunwoo dengan senyumannya.
“Sebelum kita masuk, ambillah beberapa roti yang kau suka.” Ucap Jihyo.
Eunwoo mengangguk lalu berjalan ke rak roti kesukaannya yaitu roti isi coklat. Setelah mengambil dua roti, Eunwoo kembali menghampiri Jihyo.
“Aku rasa 2 sudah cukup. Kau taukan ayah melarangku makan coklat berlebihan.” Ucap Eunwoo.
Jihyo mengangguk dan tersenyum. Bahkan saat mereka masih pacaran dulu, dia melarang keras Eunwoo untuk memakan coklat.
“Baiklah, ayo ke ruanganku.” Ucap Jihyo.
Mereka berdua berjalan bersama menuju ruangan Jihyo. Para karyawan menatap kagum melihat ketampanan dari Eunwoo dan berharap bos mereka bisa menjalin hubungan dengannya setelah semua masalahnya selesai dengan Taehyung.
“Kembali bekerja!!” Tegur Jennie kepada beberapa karyawan yang memperhatikan Jihyo dan Eunwoo.
“Ba—ik, Nona Im.” Dengan nada suara gugup karena tertangkap basah, mereka segera kembali menjalankan tugas masing-masing.
Jennie menggelengkan kepalanya, lalu ia berjalan memasuki ruangan Jihyo.
Jihyo menoleh ke arah pintu begitu melihatnya terbuka. “Ada apa manajer Im?”
“Apa perlu aku belikan kopi? Kebetulan sekali Nona sedang kedatangan tamu.” Tawar Jennie.
“Baiklah.” Ucap Jihyo.
Wanita itu kembali menoleh kepada Eunwoo yang ada di hadapannya.
“Kau ingin kopi apa?” Tanya Jihyo.
“Seleraku tidak pernah berubah, tentu saja vanilla latte.” Jawab Eunwoo seraya tersenyum tipis.
Jihyo mengangguk dan kembali menatap Jennie. “Vanilla latte 2.”

KAMU SEDANG MEMBACA
After Married
Fanfiction[Peringatan untuk anak yang belum cukup umur agar tidak membaca cerita ini karena ada beberapa kata yang tidak pantas dan juga perilaku yang tidak boleh dicontoh] (Romance, Melodrama, Mistery) Kim Taehyung, CEO dari perusahaan Kim milik keluarganya...