Jihyo membuka matanya yang terlihat sembab itu, posisi tidurnya sama seperti semalam yaitu bersandar dipintu. Kepalanya terasa pusing akibat kebanyakan menangis semalam. Dia segera bangkit, berjalan menuju kamar mandi. Setelahnya, dia keluar dari kamarnya seraya memasang syalnya.
Saat akan menuju dapur, ia menoleh ke arah kiri yang dimana itu adalah ruang tengah yang membuatnya kembali mengingat kejadian semalam. Setetes air matanya turun, tetapi dengan sigap ia menghapusnya dan melanjutkan langkahnya menuju dapur.
“Nona Kim baik-baik saja?” Tanya Nayoung melihat mata Jihyo yang sembab meskipun sudah ditutupi oleh make up.
“Iya, mulai hari ini kau tidak usah memasak makanan terlalu banyak. Cukup untuk kita berdua saja.” Ucap Jihyo membuka kulkas dan mengambil kotak yang berisikan strawberry.
“Baik Nona.” Ucap Nayoung yang terlihat bingung tetapi ia tidak bisa melewati batasnya.
Jihyo menuju meja makan lalu menyimpan kotak itu ke dalam tasnya. Jihyo terlihat menikmati sarapannya dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa semalam, walaupun begitu dia merasa kesepian di meja makan tanpa sang suami.
Tidak ingin kembali bersedih, Jihyo memutuskan meneguk susu hangat hingga habis dan mengambil sisa roti miliknya untuk ia habiskan diperjalanan menuju tokonya.
Saat Jihyo memasuki toko, matanya seketika tertuju kepada wanita ular yang sedang melayani pembeli tokonya. Ketika dia berjalan melewati kasir, Jihyo melihat senyuman meremehkan dari Umji kepadanya. Hal ini sama sekali tidak mengganggu Jihyo, wanita itu tetap santai melanjutkan langkahnya menuju ruangannya.
Jihyo bekerja seperti biasa dan sangat professional, kejadian semalam sama sekali tidak mempengaruhinya. Dia juga tidak pernah lupa mengulas senyum saat berpas-pasan dengan para karyawannya, termasuk Umji. Seperti sekarang, Umji tengah berada di ruangan Jihyo dan wanita itu tetap tulus memberikan senyuman untuknya.
“Apa yang membawamu ke sini, Umji?” Tanya Jihyo dengan senyumnya.
Umji menatapnya tidak suka, dia sangat muak dengan wanita di depannya itu.”Berhenti bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi semalam, Park Jihyo. Kau sungguh munafik.”
Jika tadi Jihyo terlihat santai dan tenang, setelah mendengar perkataan Umji ia langsung menatap wanita itu dengan tajam.
“Lalu kau mau aku bagaimana? Sebenarnya aku bisa saja berbuat kasar kepadamu, tapi belum waktunya jadi tunggu saja Nona Shin. Oh, tadinya aku mau memanggilmu Nona Kim tapi kami masih terikat dalam hubungan pernikahan jadi aku yang pantas dipanggil Nona Kim.” Jihyo tersenyum sinis membuat Umji sangat kesal kepadanya.
Melupakan rencanannya datang ke ruangan Jihyo, Umji memilih keluar dan membanting pintu saat menutupnya membuat Jihyo menggelengkan kepalanya.
“Dasar tidak waras, apa dia sekaya itu sehingga berusaha merusak pintu yang sangat mahal itu.” Gumam Jihyo.
Dijam makan siang, Jennie berkunjung ke dalam ruangan Jihyo untuk melihat apa yang sedang ia kerjakan sehingga tidak terlihat keluar dari ruangannya sejak pagi tadi.
“Apa yang sedang kau lihat dilaptopmu itu, Jihyo?” Tanya Jennie penasaran.
Saking penasarannya, Jennie langsung memilih melihat sendiri apa yang dilihat sahabatnya itu sehingga dia tidak menyadari kehadirannya di ruangan. Sedetik kemudian, matanya membulat sempurna melihat yang sedang Jihyo buka dilaptop miliknya.
Jennie menoleh menatap Jihyo, “apa kau ada masalah? Kenapa mencari seorang pengacara?”
Dilaptop itu menampilkan situs pencarian naver yang dimana dikolom pencariannya berisikan ‘pengacara terbaik di Seoul’. Jihyo menghembuskan nafas lalu berusaha menghindari tatapan meminta penjelasan Jennie.

KAMU SEDANG MEMBACA
After Married
Fanfiction[Peringatan untuk anak yang belum cukup umur agar tidak membaca cerita ini karena ada beberapa kata yang tidak pantas dan juga perilaku yang tidak boleh dicontoh] (Romance, Melodrama, Mistery) Kim Taehyung, CEO dari perusahaan Kim milik keluarganya...