Netra sepekat malam itu, masih setia menatapku seperti tiga belas tahun yang lalu🌻🍁
***
Kini di ruangan serba putih dan aroma khas obat obatan yang begitu mendominasinya, seorang gadis sedang terbaring lemah dengan infus di tangan kanannya. Gadis tersebut adalah Amaliya Zahra, gadis yang mencoba bunuh diri dengan cara memotong nadinya sendiri dan untungnya ada seseorang yang membawanya ke rumah sakit ini.Perlahan lahan kedua netra gadis itu mulai terbuka dengan sempurna seiring dengan gerakan tangannya. Seseorang yang sejak tadi menemani gadis itu pun mulai memanggil dokter yang menangani Amaliya.
Tak lama kemudian, dokter tersebut pun mulai memeriksa keadaan Amaliya.
"Keadaannya sudah jauh lebih baik dari yang tadi dan pastikan juga dia meminum obatnya," ucap dokter perempuan itu.
"Baiklah dok, saya akan pastikan dia meminum obatnya," ucap seseorang yang menyelamatkan Amaliya tadi.
"Kalau begitu saya permisi dulu." dokter itu mulai meninggalkan ruangan Amaliya.
Sementara Amaliya yang mendengar percakapan itu pun mulai bertanya tanya, siapakah laki laki itu? Kenapa dia bisa mengenal diriku? Banyak sekali pertanyaan pertanyaan yang ada di benak Amaliya.
"Ka-kamu si-siapa?" tanya Amaliya terbata bata dikarenakan kondisinya yang masih lemah.
Laki laki itu tersenyum dan mulai berkata,
"Dulu ada yang bilang kepadamu, bahwa dia akan kembali kepadamu suatu saat nanti, ucapannya itu diucapkan 13 tahun yang lalu di sebuah taman," jelas laki laki itu.
Amaliya mulai mengingat ingat apa yang diucapkan oleh laki laki itu. Beberapa menit kemudian, ingatan Amaliya kembali berputar saat Satya, sahabatnya mengatakan hal yang serupa dengan ucapan laki laki itu. Amaliya pun mulai menebak nebak apakah itu Satya, sahabatnya?
"Apakah kamu itu Satya Farizi, sahabatku," tanya Amaliya dengan hati hati.
Sementara laki laki itu mengangguk dan tersenyum manis seraya mengusap lembut pipi kanan Amaliya.
"Satya," lirih Amaliya dan sedetik kemudian, Amaliya langsung memeluk Satya, sahabatnya yang selama ini ia rindukan.
Satya pun membalas pelukan Amaliya dengan sangat lembut. Lalu, Satya mulai menguraikan pelukannya dan mulai menatap Amaliya seraya berkata,
"Kamu tidak akan kesepian lagi Liya, aku akan selalu ada untukmu, aku ingin menjagamu sepenuh hatiku dan satu lagi, aku tidak akan ke London lagi. Aku akan kuliah di Indonesia," jelas Satya.
"Benarkah itu?" tanya Amaliya dengan mata berbinar.
"Iya Liya," ucap Satya.
Mereka berdua mulai mengobrol bersama sesekali Amaliya dibuat tertawa lebar oleh Satya. Namun, Amaliya kembali sedih dan murung. Satya yang melihat perubahan raut wajah Amaliya pun mulai bertanya tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [COMPLETED]
Teen FictionJika disuruh memilih Amaliya Zahra lebih baik tidak sama sekali terlahir kedunia ini. Terlahir sebagai anak haram yang tak pernah diharapkan oleh pihak manapun membuatnya haus akan yang namanya kasih sayang. Anak dari hasil pemerkosaan yang dialami...