Happy Reading:)♡♡♡
***
Suara roda yang bergesekan dengan lantai putih begitu menimbulkan suara yang cukup nyaring di tengah suasana yang hening.Di atas brankar roda tersebut, terdapat seorang gadis yang terbaring lemah tak sadarkan diri dan disampingnya terdapat laki-laki yang mengantarnya sampai disini.
Gadis itu adalah Amaliya, gadis itu ditemukan oleh Satya sudah tak sadarkan diri di depan teras rumahnya. Suhu badannya pun sangat panas. Dan laki-laki tadi adalah kekasih sekaligus sahabatnya, Satya.
"Mohon maaf, mas nya dilarang masuk, biarkan dokter yang menangani pasien," ucap suster itu yang bername tag Dina.
Satya pun pasrah ketika pintu UGD tersebut ditutup rapat yang didalamnya terdapat gadis yang sangat ia cintai.
Satya terduduk lemas di lantai rumah sakit yang dingin ini dengan perasaan yang sarat akan kekhawatiran.
Tak lama, pintu ruangan UGD terbuka dan menampilkan seorang raga dokter perempuan yang bername tag Dr. Sarah Silvia.
Satya pun refleks berdiri dan menghampiri sang dokter dengan perasaan yang cemas serta khawatir.
"Bagaimana keadaannya dok?" tanya Satya dengan tidak sabaran.
"Kamu siapanya pasien?" tanya balik sang dokter.
"Saya pacarnya," jawab Satya dengan cepat.
"Baiklah, keadaan pasien sudah lebih baik dari yang tadi, suhu badannya bisa sepanas itu karena pasien tidak tahan dengan benda atau sesuatu yang bersuhu dingin," jelas sang dokter.
"Sebentar lagi, dia akan segera dibawa ke ruang rawat, kalau begitu saya permisi," sambung dokter tersebut kemudian berlalu pergi.
Tak lama kemudian, brankar yang ditempati Amaliya mulai keluar dari ruang UGD menuju ke ruang rawat inap untuk dipindahkan.
***
Pintu ruangan rawat Amaliya terbuka lebar dan menampilkan sesosok raga perempuan yang seumuran dengan Amaliya."Sat, gimana ceritanya Liya bisa kayak gini?" tanya Syifa.
"Gue nggak tahu, gue nemuin dia udah nggak sadarkan diri di depan teras rumahnya," jelas Satya seraya menggenggam tangan Amaliya yang terbalut infus dengan lembut.
"Apa mungkin ini ada kaitannya dengan tante Bella ya?" tebak Syifa yang refleks membuat Satya menoleh ke arahnya.
"Tante Bella?" beo Satya disertai dengan kerutan di dahinya.
"Iyalah, sapa tau kan ini ada kaitannya sama tante Bella, klo misal nanti kita tanya sama si Liya, kemungkinan besar dia nggak akan jawab," papar Syifa seraya melihat Amaliya yang masih tak sadarkan diri.
"Iya juga si, dari kecil dia emang suka gitu, suka nyimpen masalahnya sendiri, terus sekarang apa yang harus kita lakuin?" tanya Satya.
"Gini aja deh Sat, tadi dokter yang nanganin Liya bilang apa aja?" bukannya jawab Syifa malah bertanya balik.
"Tadi sih, suhu tubuh Amaliya bisa sepanas itu karena dia nggak tahan sama benda atau sesuatu yang terlalu dingin," ucap Satya seraya mengingat-ingat ucapan Dokter Sarah tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [COMPLETED]
Teen FictionJika disuruh memilih Amaliya Zahra lebih baik tidak sama sekali terlahir kedunia ini. Terlahir sebagai anak haram yang tak pernah diharapkan oleh pihak manapun membuatnya haus akan yang namanya kasih sayang. Anak dari hasil pemerkosaan yang dialami...