Sembilan Belas

698 21 0
                                    

Aku hanya ingin kalian bersatu dan jangan meninggalkan ku lagi🌻🍁

***
Perdebatan Satya dan Syifa terhenti kala mereka berdua melihat Suster Dina keluar dari ruang UGD dengan wajah yang panik. Syifa yang penasaran pun menghampiri Suster Dina diikuti Satya dibelakangnya.

"Sus, ada apa? kenapa suster begitu panik?" tanya Syifa.

"Itu anu... anu..."

"Anu, anu apa sus?" desak Syifa.

"Kondisi pasien memburuk, detak jantungnya melemah, saya harus segera memanggil Dokter Sarah, saya permisi," pamit Suster Dina.

Deg

Bagai disambar petir di siang bolong, penuturan Suster Dina membuat Satya kalang kabut, sementara Syifa sudah panik sendiri.

"Syif, lo punya nomernya tante Bella?" tanya Satya.

"Iya punya, gue telfon dulu," balas Syifa seraya mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Bella.

***
Bella yang ingin menjawab ajakan Fahri pun terhenti kala mendengar suara getaran dari ponselnya.

Dirinya pun melepaskan tangannya yang digenggam Fahri kemudian mengambil ponselnya dan mengangkatnya.

"Assalamualaikum tante," suara Syifa pun terdengar dari balik telfon.

"Waalaikumsalam, kenapa Syif?" tanya Bella.

"Tante harus segera kesini, kondisi Liya memburuk, detak jantungnya melemah," papar Syifa yang membuat nafas Bella langsung memburu begitu saja.

"Oke, tante dan Om Fahri akan segera kesana," balas Bella seraya menutup sambungan telefon.

"Ada apa?" tanya Fahri dengan cepat kala melihat kepanikan di wajah Bella.

"Kita harus segera kembali ke ruang UGD, kondisinya memburuk dan detak jantungnya melemah," jelas Bella sembari menarik tangan Fahri menuju ruang UGD.

***
Terlihat Dokter Sarah berlari masuk ke dalam ruang UGD diikuti Suster Dina dan satu suster lainnya. Bersamaan dengan itu, Fahri dan Bella pun juga baru sampai.

Bella yang panik pun langsung saja menanyakan keadaan Amaliya kepada Syifa.

"Syif, bagaimana keadaannya? apakah baik-baik saja?" tanya Bella bertubi-tubi.

"Dokter Sarah baru saja masuk dan memeriksa keadaannya tan, oh iya sejak kapan tante peduli dengan Amaliya?" tanya Syifa dengan alis terangkat satu.

Bella pun membuang pandangannya ke sembarang arah, dia belum bisa menjawabnya, dirinya juga tak tahu kenapa dia sepeduli ini dengan anak yang selalu dirinya siksa selama 19 tahun ini.

"Kenapa diam aja tan? tante nggak bisa jawab pertanyaan aku kan? tanpa sadar tante udah menyayangi dia sebagai anak tante," pungkas Syifa.

Bersamaan dengan itu pintu ruangan UGD dibuka oleh Dokter Sarah yang menampakkan wajah lesu. Langsung saja Bella maju paling depan untuk menanyakan keadaan Amaliya.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Bella dengan tak sabaran.

"Pasien dinyatakan koma," tiga kata yang keluar dari bibir Dokter Sarah membuat keempatnya mematung seketika. Ada rasa panik, takut, cemas yang berbaur menjadi satu.

My Destiny [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang