Dekapannya yang menghangatkan, kini dapat aku rasakan setelah berjuang selama 19 tahun🌻🍁
***
"Pelukannya udah?" suara Syifa pun menginterupsi keduanya yang masih berpelukan. Satya menatapnya dengan tajam. Gadis ini mengganggu moment saja.
"Hehe udah," cengir Amaliya.
"Sayang, mama beliin kamu buku diary sebagai hadiah ulang tahun kamu." Bella memberikan buku diary itu dipangkuan Amaliya. Amaliya dengan senang hati menerimanya.
"Terima kasih mama," ucap Amaliya.
"Sama-sama," balas Bella.
"Gimana keadaan kamu Li?" tanya Satya.
"Alhamdulilah, udah lebih baik," jawab Amaliya.
"Oh iya papa sama mama kapan mau menikah?" Amaliya menatap kedua orang tuanya dengan wajah polosnya.
"Secepatnya, soalnya mama nggak mau lihat anak mama yang lucu ini sedih." Bella mencubit kecil hidung mungil Amaliya yang membuat si empunya terkekeh kecil.
"Syifa sama Satya udah makan?" tanya Fahri.
"Belum om," kata Satya.
"Belum om, tapi Syifa mau pulang dulu, mau nganterin mama ke mall, Syifa pamit dulu," pamit Syifa sembari menyalami punggung tangan Fahri dan Bella.
"Cepet sembuh ya Li," kata Syifa.
"Iya Syif," balas Amaliya.
Setelah Syifa keluar dari ruang inap Amaliya, kini tinggallah Fahri, Bella, Amaliya, dan Satya.
"Satya nggak capek nungguin aku?" Satya hanya menggeleng kecil menanggapi ucapan Amaliya.
"Kenapa?" tanyanya lagi.
"Karena aku nggak pernah bosan untuk menunggu orang yang aku cintai sadar dari komanya," jawab Satya yang seketika membuat pipi Amaliya bersemu merah.
"Cieeee," goda Fahri.
"Anak mama udah besar ternyata," ucap Bella.
Satya hanya terkekeh kecil melihat Amaliya yang digoda seperti itu.
***
3 hari kemudian...Amaliya sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumahnya setelah dirawat selama 6 bulan di rumah sakit.
Sore ini, Amaliya berada di taman samping rumahnya. Menikmati udara di sore hari. Senyum merekah terpatri jelas di wajah cantiknya. Gadis itu duduk diatas ayunan yang lumayan besar.
"Sayang," suara Fahri menginterupsi Amaliya yang sedang memandang bunga-bunga yang ada di taman itu.
Fahri dan Bella pun menghampiri Amaliya dan duduk disamping kanan kiri Amaliya.
"Ada yang mau papa sama mama bicarain sama kamu," ucap Fahri.
"Jadi papa sama mama akan menikah besok di KUA." Amaliya membulatkan matanya tak percaya.
"Seriusan pa?" pekik Amaliya.
"Iya sayang," ucap Fahri.
Amaliya langsung memeluk kedua orang tuanya sembari menggumamkan kata terima kasih.
![](https://img.wattpad.com/cover/222037381-288-k627425.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [COMPLETED]
Подростковая литератураJika disuruh memilih Amaliya Zahra lebih baik tidak sama sekali terlahir kedunia ini. Terlahir sebagai anak haram yang tak pernah diharapkan oleh pihak manapun membuatnya haus akan yang namanya kasih sayang. Anak dari hasil pemerkosaan yang dialami...