Semoga suka ya guys
Happy Reading:)
***
"I-iya bu sama-sama," ucap Amaliya gugup."Yasudah kalau begitu saya permisi dulu bu," pamit Amaliya kepada wanita paruh baya tadi.
"Oh iya, silahkan nak," balas ibu itu seraya mempersilakan Amaliya untuk segera pamit. Amaliya pun segera pergi dari hadapan ibu dan anak kecil laki laki tadi. Saat sudah sampai di luar taman, Amaliya dikejutkan dengan kedatangan Satya yang tiba-tiba.
"Satya, sejak kapan kamu disini?" tanya Amaliya heran.
"Baru aja kok, oh iya Li, kamu hari ini sibuk nggak?" tanya balik Satya.
"Enggak begitu sibuk, emang kenapa?" Amaliya merasa heran, kenapa tiba-tiba saja Satya mengatakan hal itu kepadanya.
"Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat, kamu mau ikut kan?" tanyanya lagi.
"Hm, baiklah," balas Amaliya.
Kemudian, mereka berdua pun masuk ke dalam mobil dan mobil itu mulai melaju meninggalkan pekarangan area taman.
***
Saat ini mereka berdua sedang ada di sebuah danau yang tidak jauh dari taman tadi. Ya, Satya mengajak Amaliya ke danau ini. Amaliya yang melihat pemandangan danau disini merasa takjub."Li, aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap Satya.
"Iya, mau ngomong apa?" tanya Amaliya.
Satya tidak menjawab namun dirinya berjalan mendekat ke arah Amaliya dan memegang kedua tangan gadis itu seraya berkata,
"Aku bukan cowok romantis yang pandai dalam merangkai sebuah kata-kata, namun satu hal yang harus kamu tau dari aku, bahwa aku sangat mencintai dan menyayangi kamu, Amaliya Zahra," ucap Satya yang berhasil membuat Amaliya kaget.
"Dari waktu kita sahabatan dari kecil, aku udah sayang sama kamu. So, will you be my girlfriend?" lanjut Satya lagi.
Amaliya sendiri masih kaget dan terkejut atas tindakan Satya ini, namun tak bisa dipungkiri bahwa dirinya juga ada rasa yang sama untuk Satya Farizi, sahabatnya.
Dengan memantapkan hati, Amaliya mulai membuka suaranya setelah sedari tadi bungkam.
"Oke, aku juga nggak tahu pasti kapan aku suka sama kamu, tapi---" Amaliya sengaja menggantungkan ucapannya dan hal itu membuat Satya penasaran.
"Ta-tapi apa Amaliya?" tanya Satya harap-harap cemas jika nanti Amaliya menolaknya.
"Tapi, apa kamu mau pacaran sama anak haram seperti diriku, bahkan kehadiranku tidak diharapkan oleh pihak manapun termasuk mamaku sendiri," lirih Amaliya seraya menundukkan kepalanya.
Satya pun menarik dagu Amaliya agar menatapnya dan mulai berkata,
"Aku mau menjadikan kamu kekasihku itu karena kamu itu beda dari gadis-gadis lainnya, kamu itu baik, murah senyum, dan kamu itu gadis yang kuat. Jadi, aku terima kamu itu apa adanya Li," ucap Satya tulus.
Amaliya yang mendengarnya pun tersenyum manis dan memeluk Satya detik itu juga. Satya pun membalas pelukan Amaliya dengan senang hati. Lalu, Satya melepas pelukannya dan menatap dalam manik mata Amaliya seraya berkata,
"Jadi, apa jawabanmu?" tanya Satya sekali lagi.
"Ehm, yes i will," putus Amaliya. Satya yang mendengarnya pun menghela napas lega dan tersenyum senang. Akhirnya gadis yang selama ini dirinya sayang bisa menjadi kekasih hatinya.
Kemudian mereka berdua menghabiskan waktu di danau tersebut dengan hati yang berbunga bunga.
***
Saat ini, Amaliya sudah berada dirumah setelah diantar oleh Satya tadi. Amaliya mulai melangkahkan kakinya menuju ke dalam rumahnya yang nampaknya sepi tak berpenghuni.Dirinya mulai bertanya tanya dimanakah keberadaan mamanya? Tak biasanya mamanya pergi di jam-jam seperti ini.
Tak lama pintu utama itu terbuka dan menampilkan raga seorang wanita paruh baya yang diyakini itu adalah Bella Andira, mama Amaliya.
"Ma, mama darimana?" tanya Amaliya seraya memegang kedua bahu Bella yang sayangnya langsung ditepis dengan kasar oleh si empunya.
"Kamu jangan sok peduli dengan saya, pasti kamu mau balas dendam kan, karena saya selalu bermain kasar sama kamu!" tuduh Bella.
"Enggak ma, Liya nggak akan melakukan hal tersebut kepada mama," ujar Amaliya membela diri. Terbesit dipikiran untuk balas dendam saja tidak ada, apalagi melakukannya.
"Halah omong kosong!" sinis Bella lalu berlalu dari hadapan Amaliya. Amaliya hanya bisa diam dan mengelus dada sabar. Kejadian seperti ini sudah biasa menurutnya, bahkan bisa dibilang, kejadian seperti ini selalu menjadi makanan setiap harinya.
Amaliya pun juga memutuskan untuk ke kamarnya saja, daripada nanti dirinya pusing sendiri.
***
Saat Amaliya ingin masuk ke kamarnya, kedua netranya menoleh ke kanan dan mendapati pintu kamar mamanya sedikit terbuka dan Amaliya pun berinisiatif untuk menutup pintu tersebut. Namun, sebelum pintu itu ditutup oleh Amaliya, samar samar Amaliya mendengar mamanya sedang berbicara ditelfon entah dengan siapa yang jelas ia tidak tahu. Namun, ada kata kata mamanya yang begitu menyakiti relung hatinya yang paling dalam."Untuk apa saya menyayangi anak itu, dia hanya seorang anak haram yang tidak tahu dirinya menetap di rumahku ini, dan sampai kapan pun aku tidak akan menyayanginya. Bahkan menyebut namanya saja, aku tidak sudi," ucap Bella di seberang telfon.
Deg
Bagai di hantam batu besar yang kokoh, kini hati Amaliya benar-benar pecah. Ibarat kaca yang sudah pecah dan tidak bisa disatukan kembali, akan butuh waktu untuk memulihkannya. Niatnya yang ingin menutup pintu kamar itu pun dirinya urungkan dan Amaliya memilih untuk keluar dari rumah tersebut.
***
Kini, Amaliya berada di jembatan jalan yang dibawahnya ada sungai yang mengalir dengan derasnya. Amaliya berdiri di tepi jembatan dengan kedua tangan yang memegang erat pembatas jembatan itu dengan segala rasa sakit nan kerapuhan yang Amaliya miliki.Dirinya benar-benar dilema sekarang, apakah di dunia ini tidak ada yang menginginkannya? Amaliya harus memakai cara apalagi agar mamanya menyayanginya layaknya ibu yang sayang kepada anaknya. Jika Amaliya punya salah pun, harusnya Bella mengatakan itu kepadanya supaya dirinya bisa memperbaiki kesalahannya.
"Kenapa takdir begitu mempermainkan ku sekarang? Kalau kehadiranku tidak pernah diharapkan oleh pihak manapun, lalu mengapa aku dihadirkan di dunia ini?" monolog Amaliya pada dirinya sendiri.
"Aku tak pernah tau siapa papa kandungku, tapi bisakah aku diberikan kebahagiaan walau hanya sesaat? Aku juga ingin seperti anak-anak yang lain diluar sana, yang bisa merasakan yang namanya kasih sayang seorang ibu dan bisa menghabiskan moment-moment bersama ibu mereka," lanjutnya lagi.
Amaliya mulai menghapus kristal bening itu dari pipinya dan dirinya mulai naik di atas pembatas jembatan itu dan jika dia bergerak sedikit saja, maka dipastikan dirinya akan jatuh ke bawah yang terdapat sungai yang mengalir deras itu.
Tetapi, sebelum kejadian itu terjadi, ada yang menarik raga Amaliya dan mendekapnya dengan erat menjauh dari jembatan tersebut. Dan ketika Amaliya mendongak, ternyata yang menariknya tadi adalah sahabat yang beberapa jam lalu resmi menjadi kekasih hatinya.
***
Jangan lupa vote and coment ya guysGimana? Feelnya dapat nggak?
Cerita ini menurut kalian gimana?
Ada pesan untuk Amaliya?
Ada pesan untuk Bella?
Ada pesan untuk Satya?
Ada pesan untuk Syifa?See you
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [COMPLETED]
Подростковая литератураJika disuruh memilih Amaliya Zahra lebih baik tidak sama sekali terlahir kedunia ini. Terlahir sebagai anak haram yang tak pernah diharapkan oleh pihak manapun membuatnya haus akan yang namanya kasih sayang. Anak dari hasil pemerkosaan yang dialami...