Lima

580 33 1
                                    

Ku akan selalu menantikan dekapan hangatmu🌻🍁

***
Kini, jam sudah menunjukkan pukul 20:00 WIB, itu artinya Amaliya sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah.

Ketika Amaliya ingin melangkahkan kakinya keluar dari toko buku, dirinya sudah dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang bersender di pintu kemudi mobilnya. Yap, orang itu adalah Satya. Satya benar benar menjemputnya.

Satya yang melihat Amaliya masih diam ditempatnya pun bermaksud untuk menghampiri. Netra mereka bertemu dan bertatap satu sama lain, namun itu hanya terjadi beberapa detik karena Amaliya memutuskannya terlebih dahulu.

Tepat di depan gadis itu, Satya mulai berkata,

"Ayo pulang," ajak Satya seraya menggandeng tangan Amaliya.

Amaliya hanya diam dan pasrah ketika dirinya digandeng oleh Satya menuju mobilnya.

Memasuki mobil dan roda mobil itu mulai bergerak meninggalkan pekarangan toko buku ini.

***
Amaliya mengernyitkan dahinya heran ketika mobil ini mulai memasuki pekarangan sebuah rumah bertingkat yang begitu mewah nan elegant.

Menoleh ke samping dan mendapati Satya sedang mematikan mesin mobil dan beberapa detik setelahnya, Satya pun membalas tatapan Amaliya, merasa sudah mengerti tatapan itu, Satya pun bersuara,

"Ini di rumah orang tua aku, aku sengaja ajak kamu kesini," tutur Satya. Amaliya yang mendengarnya pun hanya mengangguk singkat tanda mengerti.

Tak lama kemudian mereka keluar dari mobil dan menuju ke rumah mewah tersebut.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Satya, kamu sudah pulang? Eh ini siapa?" tanya seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik. Pasti itu mamanya Satya.

"Sudah ma, oh ini Liya ma, sahabat kecil Satya," ujar Satya kepada Risa, mamanya, setelah menyalami punggung tangannya.

Amaliya yang mendengarnya pun sontak menyalami punggung tangan Risa yang lembut. Lalu Amaliya berucap,

"Liya tante," ucapnya sambil tersenyum.

Risa yang mendengarnya pun tersenyum dan menyentuh kedua pipi Amaliya dengan lembut.

"Cantik dan manis sekali." Dua kata yang keluar dari bibir Risa untuk Amaliya, bermaksud memuji Amaliya.

Tak lama, suara Satya pun mengintrupsi keduanya yang sedang melempar senyum manis.

"Ma, Li, aku ke kamar dulu," pamit Satya seraya menaiki anak tangga satu persatu.

Sementara di ruang tamu, tinggal Risa dan Liya saja.

"Oh ya, Liya sudah makan?" tanya Risa.

"Be-belum tan," jawab Amaliya gugup. Entah kenapa, dirinya menjadi gugup seperti ini.

"Kebetulan sekali kalau begitu, ayo makan malam bersama kami disini ya, sayang," ajak Risa seraya membelai rambut Amaliya pelan.

My Destiny [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang