Tujuh Belas

584 21 2
                                    

Seseorang yang selalu ku tanyakan keberadaannya, kini berada tepat di depanku dengan sepasang netra yang menatapku dalam dan penuh kerinduan🌻🍁

***
"Oh iya Syif, nama perusahaannya apa ya? Kalo boleh tau nama bapak itu siapa?" tanya Amaliya penasaran.

"Kalo nggak salah sih ya nama perusahaannya itu Dirgantara Corp, nah nama bapaknya Fahri Dirgantara," papar Syifa.

Amaliya sedikit terkesiap mendengarnya. Dirgantara Crop? Baru kali ini Amaliya mendengar perusahaan itu. Dahinya tampak mengerut heran.

Yap, Dirgantara Crop. Perusahaan yang terkenal hingga mancanegara. Banyak sekali perusahaan-perusahaan lain yang ingin mengajukan kontrak kerja sama kepada perusahan Dirgantara Crop ini.

"Syif, tapi gue masih penasaran sama seseorang yang menelfon nyokap gue tadi malam," ujar Amaliya lagi.

"Yaudah nanti kita cari tau sama-sama," balas Syifa seraya tersenyum.

***
Sementara di tempat lain. Disebuah restoran yang bisa dikatakan mahal, terdapat dua orang paruh baya laki-laki dan perempuan yang sepertinya sedang membicarakan hal yang serius. Terbukti dari raut wajah keduanya.

"Sepertinya dia mendengar obrolan kita tadi malam," ucap wanita paruh baya itu.

"Bagaimana bisa? Kenapa kau seceroboh itu ha!" panik laki-laki paruh baya itu.

"Kau jangan seenaknya menyalahkan diriku, mana ku tahu kalau dia mendengar semua percakapan kita ha!" balas wanita itu tak terima.

Laki-laki paruh baya tadi menghela napas gusar, kenapa semuanya jadi seperti ini? Ini diluar dugaannya. Benar-benar membingungkan.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" ucap laki-laki paruh baya tadi.

"Kita?" wanita itu tersenyum sinis. "Kau harus segera menemuinya, dia sudah sering mempertanyakan dirimu kepadaku, semakin dia bertanya terus, semakin susah aku menjawabnya."

"Tidak pernah berubah, masih sama seperti dulu, huh," gumam pria itu namun masih bisa didengar oleh orang dihadapannya.

"Ngomong apa tadi!" tuding wanita itu seraya menatap orang dihadapannya garang.

"Nggak," balas laki-laki itu cepat. Jangan lupakan, wanita dihadapannya ini punya pendengaran yang tajam sedari dulu.

Sementara wanita tadi hanya memutar bola matanya jengah.

***
Amaliya bersenandung kecil seraya menenteng sebuah kantong plastik putih sedang yang berisi 2 susu kotak besar pesanan mamanya untuk stok dirumah.

Di tengah jalan, Amaliya tak sengaja menabrak bahu seseorang hingga dirinya terjatuh, tetapi untungnya kantong plastik tadi dirinya pegang erat jadi barang yang didalamnya tidak rusak.

"Maaf nak, saya tidak sengaja," Amaliya berdiri dan sedikit menepuk celananya yang sedikit kotor.

"Harusnya saya yang minta maaf pak, saya kan yang menabrak bapak tadi," ucap Amaliya seraya tersenyum manis.

Deg

Pria paruh baya tadi tertegun. Warna kedua bola mata gadis dihadapannya ini sangat mirip dengannya. Apakah gadis ini putrinya?

My Destiny [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang