#PIL - 18. Renggang

41 9 43
                                    

Sekarang, kita bagaikan bumi dan langit. Jauh, bahkan untuk menggapainya tak bisa.

🍂🍂🍂

Sudah seminggu berlalu. Semua berjalan seperti biasa pulang kelas, kumpul bareng sambil makan atau mengerjakan tugas dan pulang ke camp masing-masing.

Bedanya adalah mereka kekurangan satu orang, yaitu Alif. Selain pindah camp, yang lebih mengejutkan adalah ia pindah ke kelas Dhamia. Bahkan, saat berpapasan mereka seperti orang yang tak saling kenal.

Tanra melihat Alif begitu dekat dengan Dhamia. Bahkan, gadis itu tak segan menggelayut manja pada lelaki itu. Entah kenapa, hatinya sakit sangat sakit, berlian di matanya perlahan mulai keluar, namun ia langsung menghapusnya.

"Ra, yuk. Kita belajar di Warkaming," ajak Sharell.

"Ayo," jawab Tanra.

Akhirnya, mereka berlima pergi ke Warkaming. Selama di sana tak ada yang membahas mengenai Alif. Seakan-akan Alif sudah lenyap. Tak kecuali Tanra, ia masih memikirkan lelaki itu.

Setelahnya Tanra menggeleng kecil. Untuk apa memikirkan lelaki yang tak punya perasaan! Akhirnya ia memfokuskan diri pada tugas hapalan pelajaran Vocabulary.

"Nih, ya! Nih! Aduh bedanya kill sama murder itu. Kalau kill membunuh, kalau murder itu membunuh secara keji. Salah satu contohnya itu mutilasi. Paham?" gemas Sharell.

"Paham, tapi kalau slain apa? Bukannya artinya membunuh juga?" bingung David.

"Kalau, slain itu, pembunuhan yang direncanakan. Kayak lo nih ya main mobile legends. Lo kan pasti berencana buat bunuh musuhnya dulu, sebelum nyerang tower markasnya. Paham?" kali ini Raflan yang bersuara.

"Oke, sip! Paham!" jawabnya sambil menulis di buku catatannya.

"Mana lagi yang lo nggak tahu?" tanya Mola.

"Udah, itu aja yang gue bingung si."

Sharell menoleh ke arah Tanra. Gadis itu memandang kosong catatannya. Sesekali ia menghela napas.

"Ra?" panggil Sharell.

"Eh, iya?" respons Tanra.

"Lo, nggak apa?"

"Nggak apa-apa kok, oh ya. Kelas selanjutnya jam berapa?"

"Jam sebelas Ra," jawab Raflan.

Tanra mengangguk, ia kembali membaca bukunya. Begitu juga yang lain.

====

Sekarang sudah waktunya kelas Speaking, semua anak kelas Intermadiate sudah berkumpul. Tak lama Mr. Deni datang dan menjelaskan tentang materi Indonesian Cases.

"Okay, sekarang saya minta. Kalian bikin kelompok dua orang, buat presentasi lusa," ucap Mr. Deni.

"Okay, sir!" jawab serempak.

"Okay, materinya sampai sini dulu. Kalau gitu Assalamualaikum."

"Wa'alaikumusalam," jawabnya semua member serempak.

PARE I'm In LOVE ❤️[COMPLETED✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang