Usai sudah perjuangan Tanra selama tiga bulan. Banyak pelajaran yang dipetik olehnya selama jauh dari orang tua.
Bangga? Tentu, karena untuk pertama kalinya Tanra berjuang tanpa bergantung pada orang tuanya.♥️♥️♥️
Semua anak laki membantu para gadis menaruh barang di mobil. Sedangkan, Tanra dan keduanya sibuk berpamitan dengan semua member camp dan tutor camp. Mereka saling berpelukan dan menangis.
Bagaimana nggak nangis?
Banyak kenangan di tempat itu, mulai dari study camp berkelompok, cleaning day bersama semua member termasuk tutor, dan masih banyak lagi."Nanti, kalau kita bisa meet. Kita meet ya Ra," ujar Rana salah satu member di camp.
"Iya Na, kalau ada waktu kita meet. Makanya cepat pulang ya," balas Tanra.
"Huwaaa! Mbak Mola kenapa ndak lanjut di sini aja Mbak, Ndak usah pulang," rengek Diva.
"Yeehh, jangan gitu. Di Jakarta semua keluarga aku udah nungguin. Kamu jangan nangis dong," bujuk Mola.
"Ya, habis. Nanti aku curhat sama siapa lagi. Kan selama ini tempat curhatku itu Mbak Mola."
"Kan, nanti bisa kirim pesan. Udah jangan nangis ya. Aku udah ditungguin sama yang lain," ucap Mola
Diva hanya mengangguk sedih, air matanya terus keluar.
"Heh, nanti kalau udah pulang ke Jakarta. Kurang-kurangin sifat bar-barnya!" pesan Ms. Nami pada Sharell.
"Yaelah Miss, tenang aja! Aman!" jawabnya sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.
Lalu, anak lelaki memberikan isyarat, sudah waktunya berangkat.
"Yaudah, kalau gitu. Kami pamit ya! See u guys!" ujar Mola.
"See u!" serempak semua member camp.
Akhirnya keenamnya berangkat menuju Stasiun, Tanra menatap keluar jendela ia melihat bangunan 'Simpang Lima Gumul' tempat itu juga jadi pusat perhatian Tanra saat pertama kali datang ke Kota ini.
Tanpa sadar, air matanya keluar.
"Good bye Pare," gumam Tanra.
====
Tanra dan yang lainnya, pamit dan berterima kasih pada Om-nya Alif, karena sudah mengantar semuanya ke Stasiun.
"Om, makasih banyak ya. Maaf kami jadi ngerepotin," ujar Tanra.
"Sama-sama, nggak ngerepotin kok. Kalian hati-hati ya selama di jalan."
"Iya Om," jawab Sharell.
"Kalau gitu, Om pamit ya."
"Iya Om, hati-hati ya. Sekali lagi terima kasih," ujar Alif.
Om-nya pun berlalu dari sana. Sedangkan mereka berenam menuju tempat pencetakkan tiket.
"Kalian, tunggu sini. Biar gue sama David yang cetak," ujar Sharell.
"Okay!" serempak keempat lainnya.
Akhirnya Sharell dan David menuju tempat pencetakkan tiket. Sedangkan yang lainnya menunggu tak jauh dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARE I'm In LOVE ❤️[COMPLETED✔️]
Ficção AdolescenteTanra Hifiza, seorang gadis cantik, manja, dan sangat bergantung pada orang tuanya. Ia diharuskan untuk pergi kursus ke Kampung Inggris yang terletak di kota Pare, Kediri. Sampai gadis itu memikirkan hal-hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya...