Prolog

3.8K 50 9
                                    


Udara di pagi hari cukup sejuk. Memasuki musim hujan, banyak para pemakai jalan sudah mempersiapkan segalanya. Baik dari pengendara motor yang terlihat telah banyak yang sudah menggunakan mantel meskipun hujan belum menyapa maupun para pejalan kaki telah menenteng payung.

Pepohonan di sekitar mulai menari dengan dedaunan ketika di terpa angin. Meski sekarang waktu masih menunjukkan pukul 05:10 pagi, namun para pengguna jalan sudah berbondong-bondong untuk mencapai tujuannya dengan cepat. Dari berbagai daerah dengan menggunakan roda dua maupun roda empat meski melajukan kendaraannya di atas rata-rata namun masih tampak rapi. Aturan lalu lintas pun di taati.

Begitu juga sebuah mobil berwarna hitam, berada di paling depan terhenti ketika lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah. Di dalam mobil, seorang pria sedang duduk menikmati secangkir kopi dan di temani alunan musik dalam kabin yang terconnect dengan smart phone. Pria yang selalu mempunyai kebiasaan datang ke kantor lebih cepat dari yang lainnya.

Tepat 15 menit kemudian. Pria itu telah tiba di Gedung PT. Mutiara Berlian Indonesia.

Dua pria yang tampak tergesa-gesa, dengan mata memerah berlari menuju ke pagar. Pria pengendara mobil SUV hitam tersebut, hanya menggelengkan kepala ketika melihat mata para pria yang telah berdiri di sisi kiri dan kanannya masih memerah.

"Pagi... baru bangun ya kalian?" sapa si pria pengendara mobil ketika membuka kaca mobil.

"Hehe maaf Pak." Salah satu pria yang berdiri di dekat mobil menjawab.

Dua pria itu, adalah security kantor ini. Keduanya kebetulan mendapat giliran shift 3. Yang di mulai sejak pukul 9 malam hingga nanti pukul 6 pagi.

Mungkin hanya sebagian orang yang mengenal si pengendara mobil mempunyai sisi humoris. Ya ! kedua security ini jelas bagian dari itu. Keduanya mengetahui karena sering bersama ketika mengharuskan lembur hingga tengah malam.

Pria itu lebih banyak orang mengenalnya sebagai seseorang yang sangat sulit untuk di ajak berbicara, sangat sulit untuk mengambil hatinya. Padahal dia bukanlah satu-satunya pimpinan tertinggi di perusahaan ini, tapi hampir keseluruhan karyawan memilih untuk menghindarinya, untuk sekedar menyapa di kala bertemu/berpapasan.

Pria itu menjabat sebagai kepala salah satu divisi yang sangat penting. Jabatannya bukan memakai 'embel-embel' Direktur. Berbeda dengan kedua sahabatnya, yang memakai jabatan Direktur Utama dan Marketing Direktur. Pria itu lebih memilih hanya memakai jabatan OH (Operation Head) saja. Namun semua orang yang bekerja di perusahaan ini, tentu saja mengetahui jika perusahaan yang sedang berkembang ini, pemiliknya bukan hanya Direktur Utamanya saja. Pemiliknya ada tiga orang, salah satunya 'Dia'. Yang jelas, dengan memegang posisi OH, dia mempunyai tanggung jawab yang begitu besar. Selain divisi Sales & Marketing, semua divisi di bawah kendalinya. Mulai dari divisi Finance & Accounting, HRD, Audit, IT, Logistic & Supply Chain, dan lainnya.

PT. MBI bergerak di bidang Distributor Bahan Bangunan. Salah satu produknya adalah produk nomor 1 di bidangnya. Well ! MBI juga sudah dapat di kategorikan sebagai perusahaan distributor bahan bangunan yang kuat di negara ini.

Pria itu, bernama lengkap Rendy Pratama, panggilan akrab di sapa Rendy.

Kedua sahabatnya yang telah membentuk perusahaan mereka hingga bisa sebesar ini, jauh lebih mengenal Rendy adalah sosok yang baik. Selalu menjadi tempat bercerita kedua sahabatnya itu. Juga orang yang jarang menyimpan dendam. Bahkan, kedua sahabatnya itu sudah lupa, kapan seorang Rendy terakhir terlihat marah. Memang cara Rendy selalu saja berbicara tegas, tidak suka berbasa-basi. Jika suka bilang suka, tidak suka akan terang-terangan mengatakan tidak suka.

I'm Not A ForeignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang