Di depan sebuah Ruko.
Kondisi sedang hujan deras, beberapa pengendara roda dua, pada berteduh karena mungkin mereka tidak membawa jas hujan. Berdiri menatap seorang pria, adalah Delia. Bertemu lagi dengan pria ini, entah kesialan apalagi yang bakal Delia terima.
Apalagi, pria itu baru saja mengatakan sesuatu kepada Delia.
Sesaat...
Keduanya saling bertatapan...
Suara deras hujan menemani mereka.
Di iringi suara backsound.
https://www.youtube.com/watch?v=ZDp_4cCYBVA
Silahkan di klik, biar feelnya berasa.
"Menghabiskan apa sih Pak? Lagian Delia gak punya duit buat bayar taksi, itu juga bukan urusan bapak deh." Kata Delia setelah mendegar ucapan Rendy.
"Kamu yakin?"
"Seriusan... yakin apa dulu nih?"
"Duit di ATMku... Gak usah bohong, karena transaksi sebesar 75 juta, ada berita transaksinya di ponselku." Kata Rendy sesaat. "Kalian pikir aku tidak mengetahui sejak awal, jika kalian ingin menipuku?"
"75 juta?" Delia mengulang menyebutkan nilai yang baru saja Rendy katakan. "Menipu????.... Bentar dulu Pak... maksud Pak Rendy gimana? Kok Delia gak ngerti?"
Yah bagaimana tidak, tatapan Rendy juga ucapannya seakan-akan mengisyaratkan jika Delia baru saja mendapatkan uang dari pria itu. Senyuman menyeringai, yang menurut Delia ngeselin itu membuat Delia memberanikan untuk bertanya.
Rendy mengangkat alis kanannya. Menatap wajah Delia penuh tanya. Dalam hati pun mulai bertanya-tanya, apakah gadis ini memang tidak ikut serta dalam tindakan Mila dan Tino? Baiklah! Rendy mencoba untuk bertanya sekali lagi.
"Yakin kamu tidak mengerti sama sekali?"
"Astagaaa Pak... bentar, maksud bapak apaan sih?"
"Hmm!" Rendy masih menatap wajah Delia. Secuil kejujuran di tangkap oleh Rendy. Namun ia tak boleh percaya begitu saja. "Karena kamu tidak jujur, maka kamu akan aku bawa ke kantor polisi sekarang juga."
"Wahhhh! Ada jurus lain gak sih Pak, malu lah sebagai cowok... Masa Cuma tau ngancam doang. Eh ! maksudnya, aduhhh maaf Pak. Maaf jika Delia salah ngomong." Kata Delia yang entah sebenarnya apa maksudnya. Bahkan Rendy juga bingung mendengarnya, namun secuil senyum tipis di wajah Rendy ketika melihat tingkah laku gadis ini.
"Ayo cepat... ikut bersamaku sekarang juga." Rendy menyentuh lengan Delia. Namun secepatnya Delia menepisnya, lalu ia memasang kuda-kuda.
Rendy mengangkat alisnya lagi, menatap Delia dengan sedikit kernyitan di dahi.
"Kalo bapak makin maksain Delia, maafin Delia kalo terjadi apa-apa loh."
"Hei gadis kecil... kamu pikir, kamu hebat?"
"Ha?" Delia rada tak menerima sebutan gadis kecil. "Gue udah gak kecil lagi kale Pak... Minggu depan udah 20 tahun umur Delia. Udah ah, sepertinya gue gak bisa ngomong sopan lagi ma bapak."
"Ohhh masih 20... ckckckck! Berarti emang masih gadis kecil."
"Grrrrrr! Pak... sebelum gue ngelakuin sesuatu ma bapak, mending bapak pergi deh."
"Loh... aku malah akan pergi bersamamu."
"Gak!"
"Kalo aku memaksa gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Foreign
RomanceKetika dia di hadapkan pada situasi yang bahkan siapapun tak akan pernah memikirkan akan kejadian tersebut. Namun... Kebahagiaan itu hanya seumur jagung saja, dan siapa yang sangka... Semua kebahagiaan yang ia miliki, berubah menjadi mimpi buruknya.