Beberapa hari sebelumnya...
Rendy sedang duduk di singgasananya hari ini. Pagi ini, ia telah mendapat kabar dari tim legalnya yang secara pribadi bekerja atas intruksi Rendy, jika target sekarang sudah berada di tangan pihak kepolisian.
Mendengar itu, Rendy merasa sangat tertarik untuk melanjutkan rencananya. Rencana untuk membuat Tino yang pada dasarnya selalu mencari masalah, akan menjadi sengsara hidupnya. Juga, gadis bernama Mila. Entah, sebetulnya hati kecil Rendy masih mengatakan jika gadis itu masih saja belum sadar dan dengan mudah di bohongi oleh Tino. So! Menurut Rendy, ia harus bertemu dengan Mila untuk mendengar penjelasan mengapa gadis itu menipunya.
"Hmm... sebetulnya apa yang kamu pikirkan selama ini, Mila? Mengapa kamu dengan bodohnya bisa tertipu dengan Tino? Hmm!" gumam Rendy. Pandangannya lurus ke depan, pikirannya mulai bermain tentang apa yang terjadi terhadap Mila.
Satu lagi!
Apakah Rendy cukup diam menunggu kedatangan gadis itu, atau justru Rendy lah yang akan mendatanginya? Pertanyaan ini, yang kini telah berputar di otak Rendy.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana jika gadis itu lah yang mendatangi Rendy dan menanyakan mengapa ia memasukkan Tino ke penjara. Hmm! Apakah cukup menjawab karena Tino mengambil uangnya 75 juta? Atau ada hal lain, yang mungkin Rendy akan kemukakan?
Rendy sedikit di buat berfikir atas hal ini.
Namun yang pasti, bagi Rendy sekarang ia sedang berada di atas angin. Posisinya sangat kuat, untuk dapat memerankan peran agar dapat menaklukkan Mila.
Timbul pertanyaan...
Mengapa Rendy masih menginginkan gadis itu?
Padahal jelas-jelas gadis itu telah menipunya?
Rendy menggidikkan bahu sesaat. Dalam pikiran Rendy hanya satu, karena gadis ini berbeda dari gadis biasanya. Juga, karena memang Rendy sangat sulit untuk dekat dengan gadis tiba-tiba ia di hadapkan dengan situasi seperti ini, dan sosok manis yang hidupnya di penuhi dengan kedukaan itulah yang membuat ketertarikan bagi Rendy.
Jika di tanya, apakah Mila secantik itukah hingga Rendy bisa seperti ini? Jawaban yang dapat di kemukakan Rendy adalah, yes! Mila cukup cantik dan manis, dan juga dapat di ajak menjadi istrinya jika saja gadis itu sadar lebih awal. Rendy cukup menunggu saja, apa yang akan di lakukan gadis itu selanjutnya, setelah pria yang ia sayangi telah bertekuk dan mendekam di penjara.
Jelas saja! dengan kemampuan yang Rendy miliki sekarang ini. Dapat dengan mudah, membuat Tino tak lepas dengan mudah dan akan menjalani hukumannya semaksimal mungkin.
Dalam diamnya...
Rendy kembali memikirkan tentang Mila.
Senyum tipis di wajahnya baru saja terlihat, membayangkan apa saja yang dapat ia lakukan bersama gadis itu.
"Aku akan membuatmu tersenyum... dan aku akan membuatmu, melupakannya. Hoho!" gumam Rendy.
Rendy lalu beranjak dari singgasananya, untuk mengambil air minum di dalam kulkas. Ketika Rendy ingin telah memegang botol minuman, dan ingin meneguknya, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka. Rendy hanya geleng-geleng kepala, menyadari siapa yang datang tanpa permisi atau mengetuk pintu lebih dulu.
"Kalian... ckckck!" gumam Rendy melihat Arman dan Nina telah berjalan masuk ke ruangannya. "Apa kalian berdua sedang tak ada kerjaan jam segini?" lanjutnya, berjalan ke sofa. Rendy lalu duduk, dan meletakkan botol minuman di atas meja.
"Oh iya ngapain loe?" tanya Nina ikutan duduk di sofa.
"Lagi minum kan?" gumam Rendy sambil tersenyum tipi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Foreign
RomanceKetika dia di hadapkan pada situasi yang bahkan siapapun tak akan pernah memikirkan akan kejadian tersebut. Namun... Kebahagiaan itu hanya seumur jagung saja, dan siapa yang sangka... Semua kebahagiaan yang ia miliki, berubah menjadi mimpi buruknya.