Beberapa hari kemudian...
"Saudara Rendy Pratama saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan anak saya yang bernama Karmila Jayanti Binti Muhlis dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 4400 rupiah dibayar Tunai." ucap Pak Imam saat menekan jari jempol Rendy di dalam masjid dan disaksikan oleh beberapa sanak saudara dan sahabat yang hadir di acara akad nikah tersebut.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Karmila Jayanti Binti Muhlis dengan mas kawin tersebut dibayar Tunai."
"SAH"
"SAH"
Semua tamu undangan yang hadir di acara pernikahan Rendy dan Mila ikut berbahagia saat pengucapan ijab Kabul selesai dilaksanakan. Maka kedua pasangan tersebut akhirnya resmi menjadi pasangan suami istri.
Setelah pengucapan ijab kabul di masjid, maka mempelai pria akan di antar ke kediaman si mempelai wanita untuk menjemputnya.
Yah! Rendy dan Mila hari ini menikah. Setelah seminggu Mila tinggal di appartemen Rendy, dan sama sekali Rendy membiarkan gadis itu melakukan apa saja, bahkan menjenguk Tino di penjara. Namun, yang pasti Mila tidak akan membatalkan pernikahannya dengan Rendy.
Kini mereka berada di kampung tempat tinggal keluarga Mila.
Pernikahan ini, sama sekali tak terlihat seperti pernikahan yang di permainkan oleh kedua mempelai. Benar-benar sempurna, bahkan Rendy pun tiba-tiba terpikirkan jika ia mungkin akan selalu menjadi suami Mila. Bukan hanya 3 bulan saja. Mengingat sikap Mila selama ia tinggal bersamanya, sungguh di luar dugaan Rendy.
Gadis yang lembut...
Juga manis...
Meski kadangkala gadis itu terlihat melamun sendiri, dan Rendy mengetahui pasti gadis itu memikirkan si Tino.
Satu lagi yang sungguh tak sabar Rendy ingin lakukan. Yaitu, merasakan keperawanan Mila. Ini salah satu yang membuatnya ingin segera melangsungkan pernikahan ini.
Sambil berjalan beriringan dengan para tamu, dari masjid menuju ke kediaman keluarga Mila. Rendy senyam senyum sendiri.
Lalu-
Dari arah berlawanan, seorang wanita berlari tergesa-gesa.
Semua orang menghentikan langkah, saat wanita itu telah tiba.
"Hash! Hash! Hash! Nak Rendy... Mila... Mila kabur dari rumah, nak!" DEGH!
---000---
Beberapa hari sebelum acara pernikahan, tampak Mila baru saja bangun. Yang pertama ia lakukan adalah mencoba mengintip ke pintu kamar Rendy, rupanya pintu kamar masih tertutup. Mila lalu menoleh ke dinding, jam di dinding menunjukkan waktu masih pukul 6.30 pagi.
Helaan nafas panjang terdengar. "Again!" gumamnya. Selama seminggu ini ia tinggal bersama dengan Rendy, tak ada perubahan sikap dari si pria itu. Sangat konsisten, bangun pagi Mila tak akan lagi bertemu dengan pria itu, karena sebelum Mila bangun pria itu sudah berangkat kerja. Sempat Mila lebih awal bangun, dua hari yang lalu. Tapi lagi-lagi ia tetap tak bertemu dengan Rendy. Yang Mila dapatkan hanya sarapan nasi telur beserta ayam goreng yang berada di meja makan. Tentu saja Rendy yang menyiapkannya selama ini, karena mereka hanya tinggal berdua.
Seharian Mila di appartemen, tak tau harus melakukan apa.
Ia juga sedang tak berniat berkunjung ke Tino, karena yang Mila dapatkan hanyalah amarah dan juga penolakan dari Tino.
Mila bersedih...
Bahkan ia belum menceritakan ke Tino, jika beberapa hari lagi ia akan menikah dengan Rendy. Pernikahan yang akan di adakan di kampung halamannya. Yah! Mila yang telah meminta kepada Rendy, jika ingin menikah dengannya maka Rendy harus menyetujui untuk acaranya wajib di adakan di sana. Juga mengingat semua sanak keluarga Mila berada di kampung. Adalah di kota Garut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Foreign
RomanceKetika dia di hadapkan pada situasi yang bahkan siapapun tak akan pernah memikirkan akan kejadian tersebut. Namun... Kebahagiaan itu hanya seumur jagung saja, dan siapa yang sangka... Semua kebahagiaan yang ia miliki, berubah menjadi mimpi buruknya.