PART 8 (Bag 1) - Rahasia Yang Terungkap

762 25 6
                                    


Delia baru saja kembali setelah membuang hajat kecil di toilet wanita. Tanpa ia sadari, Tino sudah memberikan sesuatu di dalam minumannya.

Delia melempar senyum ketika Tino sejak tadi menatap kedatangannya.

"Kak... helow! Kok liatin Delia kayak gitu?" tanya Delia sambil ikutan melihat melihat apakah ada sesuatu yang salah pada dirinya.

Tino yang tersadar, lalu menggelengkan kepala sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain. Padahal ia sejak tadi mulai memikirkan apa yang akan ia lakukan nanti. Malam ini, ia harus melupakan Mila karena Mila sudah di pakai oleh cowok lain. Sedangkan Delia, menurut Tino benar-benar gadis polos. Andai Tino bisa mendapatkannya, benar-benar dia tak akan melepasnya.

"Kirain hehe!" Delia lalu kembali duduk di tempatnya semula.

Delia memilih untuk membuka ponselnya. Ia membuka applikasi yutub untuk menonton video, agar ia gak boring menunggu Tino.

Tino yang menyadari jika Delia sedang sibuk dengan ponselnya, pun iseng bertanya. "Ngapain?"

"Ohh ini... nonton yutub kak."

"Ohhh senang juga ngeyutub ya?"

"Yah... gak juga... kebetulan kalo pas iseng, Delia baca-baca cerita di yutub."

"Cerita?"

"Iya... semacam novel lah, hehehe"

"Oh ya? Emang ada?"

"Nih." Delia menunjukkan layar ponselnya kepada Tino. Sebuah layar dengan banyak tulisan tampak di hadapannya, membuat Tino mengernyit.

"Tije 44?" Tino sempat membaca tulisan 'Tije 44'.

"Hehehe iya kak... dia penulis favorit Delia, beberapa karyanya Delia suka banget. Yah! Kebetulan lebih cepat nongol update novelnya di sini dari pada di beberapa website gitu."

"Ohhh!" Tino hanya ngangguk-ngangguk meski ia sama sekali tak tertarik dengan apa yang di katakan gadis itu.

Beberapa saat, mereka kembali bercanda. Awalnya Delia mencoba untuk mengatakan ke Tino, kapan mereka akan pulang? Karena mengingat Delia izin ke sang ibu hanya sebentar saja. Dan Tino beralasan bahwa sebentar lagi mereka pulang. Karena lagi nanggung, minuman-nya sebentar lagi bakalan habis. Maka dengan sabar Delia menunggu saja. Karena biar bagaimana malam ini, tugas Delia adalah harus membuat pikiran Tino tenang, agar ia tidak berbuat sesuatu yang justru makin merugikan diri sendiri.

Detik berganti menit, tak terasa mereka telah mengobrol setengah jam lamanya. Dan perlahan-lahan Tino telah melihat reaksi dari apa yang ia masukkan ke dalam gelas minuman gadis itu.

Delia menguap berkali-kali, kemudian menoleh ke Tino sambil menatapnya penuh harap. Sungguh, Delia tak sanggup lagi bertahan. Ingin rasanya ia segera merebahkan tubuhnya agar ia bisa tertidur nyenyak.

Andai sekarang ini ada ranjang di dekatnya, maka Delia tak ragu lagi untuk berlompat lalu memejamkan mata. Harapan Delia adalah, Tino segera memutuskan untuk pulang. Agar Tino mengerti bahwa gadis itu sudah sangat ngantuk. Namun, Tino seakan tidak memperdulikan apa yang di inginkan oleh gadis itu. terbukti Tino hanya larut dalam goyangannya menikmati alunan music yang di mainkan oleh DJ. Namun, sesekali melirik ke Delia yang sudah sempoyongan.

"Kak... Hoaeeeemmm, maaf.. Delia dah ngantuk banget nih." Ujar Delia sambil menguap.

"Apa?" Sedikit berteriak, karena suara music cukup keras dalam ruangan. Membuat Delia mengulang kembali ucapannya. Namun, sepertinya Tino masih saja berpura-pura tidak mendengarkannya.

I'm Not A ForeignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang