Siapa coba yang tidak kesal, ketika Delia sudah memutuskan untuk membantu kekasih sahabatnya itu, malah akhirnya justru ia yang di salahkan. Andai Delia tidak mengingat pesan sang ibu, mungkin Tino akan mendapat balasan dari keputusannya untuk menyuruh Mila menjauhi Delia.
Delia berdiri menatap Mila berganti dengan Tino sesaat. Delia menahan nafas, setelah mendengar ocehan Tino yang intinya menyalahkan semuanya ke Delia.
"Loe tau? Loe itu udah buat hidup gue bakal berantakan nantinya." Kata Tino selanjutnya sambil menunjuk-nunjuk wajah Delia.
"Kak! Bu-bukannya Delia barusan bantuin kita, kenapa malah-" Mila mencoba berbicara untuk membantu Delia. Namun suaranya terputus, karena di sela oleh Tino.
"Loe mending diam, Mila... kalo Delia gak ada, dan sok jadi pahlawan... mungkin tadi Pak Rendy tidak akan berubah pikiran." Ujar Tino sesaat. ia maju mendekat ke Delia, "Asal loe tau, loe barusan membuat Pak Rendy marah... Loe tau dia siapa? Huh!"
Delia hanya menggelengkan kepala. Bibirnya saling menggigit menahan segala rasa yang menderasanya sekarang. Entah! Apakah memang benar yang di katakan Tino atau tidak, yang jelas Delia masih berfikir jika posisinya disini tidak salah. Kan dia bereaksi hanya karena berfikir dia adalah sahabat Mila, jadi sudah sepantasnya dong dia datang membantu.
"Cih makanya kalo gak tau apa-apa, jangan jadi sok pahlawan." Kata Tino selanjutnya.
"Kak sudah kak... kasihan Delianya." Ujar Mila.
"Kamu pilih dia, atau gue. Huh?" kata Tino menoleh memasang ekspresi tidak suka kepada Mila, yang masih saja berada di pihak Delia.
"Tapi kak?"
"Sudah Mil... ini salah gue kok, tidak tau masalah langsung main hajar." Kata Delia sambil memandang Mila dengan sendu. Wajahnya sedikit menunduk, ada rasa penyesalan yang mendalam setelah ia menyadari memang betul dia yang telah salah. Dia yang tidak berfikir lebih dulu, malah langsung datang menyerang.
Betul kata Tino.
Delia tidak tau apa-apa.
Dan dia, tidak punya hak untuk membantu. Tidak punya hak, untuk ikut campur kedalam masalah yang sedang Tino dan Mila hadapi sekarang ini.
"Pokoknya loe harus tanggung jawab dengan semua ini, dan loe juga Mil... mulai sekarang loe harus jauhi dia. Mengerti ?"
"Tapi kak..."
"MENGERTI TIDAK?"
Mila menundukkan wajah, ada perasaan bersalah terhadap Delia. Juga ada perasaan kesal, karena Tino menyalahkan sahabatnya. Padahal jelas-jelas, Delia niatnya hanya untuk membantu. Kini! Perasaan Mila berkecamuk, antara memilih Tino sang kekasih atau Delia sahabatnya.
Tanpa menunggu jawaban Mila, Tino langsung menarik di lengan. "Yuk mending kita tinggalin dia."
Mila hanya menarik nafas dalam-dalam, menatap wajah Delia dengan ekspresi penyesalan seakan ingin meminta maaf yang sebsar-besarnya kepada Delia. Namun tampak Delia tersenyum meski senyumannya tersirat secuil kesedihan dan kekhawatiran terhadap semuanya.
Gelengan kepala Delia, mengisyaratkan untuk Mila agar ia tenang saja. Delia tidak apa-apa, dan juga tidak menyalahkan siapapun. Baik itu Mila maupun Tino yang masih saja tidak berubah pikiran, memasang amarah kepada Delia.
Baru beberapa langkah, Tino kembali menatap penuh amarah kepada Delia. "Gue mau... loe harus tanggung jawab semuanya. Gue gak mau tau, bagaimana cara loe bertanggung jawab untuk mendapatkan kembali kepercayaan Pak Rendy ke gue. Mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Foreign
Roman d'amourKetika dia di hadapkan pada situasi yang bahkan siapapun tak akan pernah memikirkan akan kejadian tersebut. Namun... Kebahagiaan itu hanya seumur jagung saja, dan siapa yang sangka... Semua kebahagiaan yang ia miliki, berubah menjadi mimpi buruknya.