PART 12 (Bag 2) - Terima Kasih Sudah Menunggu!

610 15 4
                                    


Tanggal 4 April 2020...

Terdengar adzan subhu bergema dari masjid di ujung jalan, dan baru sejam kurang Delia bisa terpejam, akhirnya kembali terbangun. Hari ini adalah hari keberangkatannya ke Jakarta. Juga, sejak setelah ia mengatakan kepada Hendra untuk mengajaknya berpacaran ketika ia pulang dari Jakarta, sejak saat itu juga Delia di rundung secuil kebahagiaan.

Siapapun yang berada di posisi Delia, tak dapat menolak kebaikan dan juga ketulusan si pria dalam melakukan segala hal untuknya.

Bukan hanya itu saja, Delia sulit memejamkan mata karena tak sabar ingin bertemu dengan teman lamanya di Jakarta.

Timbul pertanyaan...

Apakah Delia akan datang menemui Mila?

Entahlah...

Delia juga tidak yakin akan hal itu, takutnya jika ia menemui Mila maka akan ada masalah baru lagi yang timbul. Beginilah Delia, selalu saja di hantui rasa bersalah atas perpisahan Mila dan Tino. Dan Mila akhirnya menikah dengan pria bernama Rendy itu.

Selama ini, Delia selalu menyempatkan berdoa selesai sholatnya untuk mendoakan kebahagiaan Mila. Mendoakan agar masalah yang terjadi 5 tahun lalu, telah terlupakan. Dan, Delia pun berdoa kepada Tino agar pria itu bisa ikhlas menerima perpisahannya dengan Mila.

"Ahhhh! Kenapa gue ingat mereka lagi seh." Gumam Delia. Padahal jelas-jelas ia ingin melupakan mereka.

Yang jelas, Delia yakin dan percaya jika Rendy dan Mila pasti hidup bahagia. Yah! Meski Delia tak pernah lagi mendengar kabar mereka, tapi Delia yakin seyakin-yakinnya atas apa yang ia pikirkan.

"Sekarang gue punya hidup yang baru... Punya sahabat yang baru, heheheh! Jadi, gue gak berharap lagi kalo Mila pengen kenal ma gue. Hihi! Secara, wanita yang udah tajir kek dia, pastinya gak bakal lagi mau berteman dengan gue yang kismin"

"Hufhhhhhh!"

Oh ya!

Mimpi-mimpi Delia selama ini, mulai ia anggap sebagai bunga tidur saja. Bersyukur saja, jika hingga sekarang ia masih bisa di beri kesehatan, juga di beri mimpi seindah itu, bukanlah mimpi buruk.

Mengapa mimpi indah?

Karena hidup Delia di dalam mimpinya, berbanding terbalik 180 derajat dari hidup di kehidupan nyatanya.

Di mimpinya...

Delia justru yang menjadi istri Rendy, bukanlah Mila.

Mila juga tak pernah hadir di mimpinya.

Delia dan Rendy hidup bahagia, mempunyai seorang putra bernama Dendy. Adalah gabungan nama Delia dan Rendy. Juga! Nama itu adalah nama pemberiannya sendiri, dan Rendy yang lebih banyak menurut kepadanya, tak menolak nama tersebut.

Hidup Delia bersama Rendy, sungguh di penuhi kebahagiaan yang hakikih.

Mengingat semua penggalan mimpi indahnya, tiba-tiba tangan Delia bergerak sendiri memegang di dada, "Dendy... maafin mamah, kalo mamah udah gak ingin mimpiin kalian lagi. Gak ingin menghadirkan kamu dalam mimpi mamah lagi..." Tanpa terasa, mata Delia berkaca-kaca. Bagaimana tidak, keindahan dan kebahagiaan itu meski dalam mimpi, tapi sungguh terasa nyata baginya. Setelah memutuskan untuk mencoba tidak lagi memperdulikan mimpi tersebut, jelas saja seperti Delia tak lagi perduli kepada keluarganya yang ada di mimpi.

Delia tersadar dari lamunannya, dan jemarinya bergerak menyentuh kedua pipinya yang telah basah. "Duh Del... kenapa loe bisa tangisin mereka. Sedih sih, tapi apa iya anak mereka cowok? Kali aja cewek... dan gak mungkin nama anak mereka Dendy. Hiks!"

I'm Not A ForeignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang