delapan

80 22 4
                                    

Happy Reading!🌝
(Now playing keshi-right here)

🍑

Mata Lofa mengerjap pelan, menyesuaikan gelap nya ruangan ini. Kepalanya pening bukan main seperti ada bom yang meletus tiba tiba. Lofa, bangkit untuk menyalakan saklar lampu agar ruangan kamar nya menjadi terang tidak gelap seperti tadi.

Lofa melotot melihat luka yang tadi ia goresakan, lebih banyak dan lebih dalam ga seperti biasanya. Lofa meniup luka nya sendiri yang membuat sensasi perih menjalar sehingga Lofa meringis menahan perih.

Kamar nya sudah berantakan tak karuan, tangan nya kebas. Bahkan, tadi untuk menyalakan saklar rasanya sulit. Menarik napas sesaat lalu membereskan kekacauan yang ia buat. Lofa menatap pecahan kaca yang tadi pagi ia gunakan, terdapat bercak darah yang menempel pada pecahan tersebut. Setelah, semua selesai Lofa turun dengan tangan kirinya yang dibalut baju kotor.

Saat mandi tadi Lofa meringis akibat luka nya yang terkena air dan sabun. Perih nya luar biasa.

"Mah, ada hansaplast ga?!" tanya Lofa dengan tangan yang masih dililit handuk

Mamah menunjuk kotak yang berisikan obat. "Coba, disitu cari." suruh nya

Mata Lofa mencari hansaplast karakter nya."Ini ada!" dengan tangan yang memegang hansaplast

Lofa menempel hansaplast dengan karakter tsumtsum itu pada lukanya yang begitu lebar. Lofa ga suka betadine menurut nya itu menyebabkan perih dan bau.

Ting

Notifikasi pesan masuk dari aplikasi whatsapp, tumben sekali.

Faza
Gue di luar
Ayo keluar!

Lofa
Ha?

Faza
Cepet!
Atau gue masuk!

Lofa melotot melihat balasan Faza, bergegas merapikan diri dan menyambar jaket yang entah punya siapa yang tergantung di dekat pintu.

"Mah, Afa keluar bentar." izin Lofa.

🍑

Lofa sibuk mengedarkan pandang nya, menatap dari sisi ke sisi mencari pemuda yang tadi sempat mengirim pesan bahwa dia berada disini.

Lofa merutuki dirinya sendiri. Karna, begitu panik saat tahu Faza ada di luar, dia ga berpikir kalo ini cuma tipuan dari pemuda itu.

"Woi"

"Eh, ayam." Lofa terperanjat kaget karna seseorang tiba tiba berteriak

"Ngapain, luh? Disini?!" tanya orang itu dengan mata yang menyelidik penasaran

Lofa memutar bola mata malas. "Heh, tuyul! Ini jalan umum, jadi suka-suka gue lah!!"

"Iyaudah dong, gausah ngegas."

"Ngomong sama luh, tuh. Ga pernah gitu gue ga ngegas Ta." curhat Lofa dengan mata yang sibuk melihat roomchat nya dengan Faza

Faza
Maaf yaa
Gue disuruh balik
Nyokap ngajak pergi soalnya,
Maaf..

Bahu Lofa melemas serta Lofa berjalan gontai menuju rumah nya.

PERSONA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang