BAGIAN 18 || PERSONA

81 19 7
                                    

Happy Reading!
(Keyshia Cole- Love)

🍑🍑🍑

Badan Lofa bergetar menahan isak tangis yang mendesak ingin keluar, gemuruh di dadanya membuat dirinya sesak menahan tangis yang membuat isakan kecil. Lagi lagi langit menurunkan hujan dengan suara sahut sahutan gemuruh petir seakan menjadi pelantun dalam tangis Lofa.

Lofa semakin menutup erat kedua telinga nya, suara makian untuk nya terdengar hingga atas. Suara pecahan benda membuat nya sesekali terlonjak kaget, bingung harus berbuat apa. bulir bulir bening yang sejak tadi ia tahan sekarang mulai keluar dan meluncur dengan sangat deras mengalahkan deras nya hujan diluar sana.

Apa semua orang disana, tau? Bagaimana terpuruk nya seorang Lofa dengan luka yang belum ditemukan obat nya?

Apa mereka tau? Ucapan mereka seolah mematahkan segala hal yang perna dilakukan Lofa?

Lofa hanya ingin tersenyum menebar semua kebahagiaan yang ia miliki.

Lofa hanya ingin hidup dengan keluarga yang menyayangi nya dan menganggap bahwa dirinya ada.

Lofa terkadang ingin menanyakan semua hal yang selalu terjadi pada dirinya kepada semesta?

Kenapa harus Lofa?

Kebahagiaan yang selalu ia dapat terkadang lenyap begitu saja dengan cepat.

Suara teriakan serta makian semakin menjadi membuat Lofa semakin mengeratkan untuk menutup telinganya.

"Harusnya, dia itu mati." ucap penuh tekanan dari bapak.

Lofa jelas paham tertuju pada siapa ucapan itu Lofa sadar diri. Bahwa, memang lahir nya disini memang tak pantas untuk diterima.

Dia hanya pembawa sial.

Dia hanya pengganggu.

Dia hanya manusia yang ga pernah bisa apa apa.

"Seharusnya, memang dia mati." tekan Bapak lagi. "Harus nya, saat itu saya ga cegah kamu Rita. Harusnya, saya biarkan kamu menggugurkan anak itu!"

Hati lofa teriris mendengar ucapan bapak. Benar bukan? Dirinya memang ga pantas ada di dunia. Harus nya saat dulu Lofa berniat bunuh diri. Harusnya ia lakukan, bukan malah mengingat mereka! Yang jelas jelas sudah menginginkan dirinya mati.

"Nyesel kan, kamu? Jadi, jangan salahkan Lofa saja. Harusnya kamu sadar diri Mas. Kamu, yang waktu itu juga menaruh benih dalam rahim ku dan membuat aku kembali hamil. Padahal, janji kita hanya memiliki satu anak? Tapi, kamu melewati batas." jelas Mamah penuh kecewa.

"Jaga mulut kamu ya! Gausah kamu ngebela dia. Dia itu salah! Buat apa dibela, membeberkan berita yang sama sekali ga ada bener nya!" elak Bapak.

"Ga bener gimana? Semua orang sini udah tau mas, sama kelakuan busuk kamu! Udah, jelas." sinis mamah. "Kalo, kamu emang merasa ini salah Lofa? Kenapa kamu ga bunuh dia aja?"

Badan Lofa kali ini bener bener gemetar hebat tangis nya semakin histeris kala mendengar ucapan mamah nya barusan. Tangan sibuk menarik rambut milik nya sendiri dengan brutal, memukul kepalanya sendiri seolah ingin ucapan itu hilang dari pikiran nya.

PERSONA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang