chap 23

4.5K 448 163
                                    

✨🌃🌃✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨🌃🌃✨

Yuna duduk dibawah pohon, ia menyeka keringat yang membasahi pelipis dan dahinya. sinar matahari begitu terik, rasanya Yuna ingin mandi saja. Tapi tugasnya belum selesai, ia masih harus menunggu Al yang kini tengah berlatih pedang sendiri. 

Bukan didalam kawasan istana, Al membawanya kesebuah tempat yang berada dekat Danau, yang tentunya berada cukup jauh dari istana. Bukankah didekat danau  biasanya akan terasa sejuk. Tapi mengapa saat ini sangat panas ?. Oh Yuna lupa jika sekarang matahari berada tepat di atas Yuna.

Ia menatap Al yang begitu lincah memainkan pedangnya. bahkan hingga membuat pakaian pria itu basah karena keringat. Melihatnya membuat Yuna merasa panas sendiri. Al sungguh pandai bermain pedang, Pria itu didik keras oleh Raja, yang tentunya untuk menjadi pangeran yang tangguh, dan Yuna rasa Raja berhasil. Ia langsung berdiri ketika Al tiba tiba menghentikan latihan nya dan melangkah menghampirinya.

Yuna menyodorkan sebotol air yang ia bawa dan juga handuk kecil untuk Al. lelaki itu nampak terengah engah. Al langsung meminum air itu dan menyeka keringatnya dengan handuk kecil itu. lalu Al manatapnya.

"A-apa ada yang Pangeran butuhkan ?.."

Yuna merasa bingung karena lelaki itu tidak mengalihkan pandangan darinya.

"Pangeran.."

Apa ada yang salah diwajahnya ?. mengapa Al menatapnya seperti itu. Yuna merasakan detak jantungnya semakin meningkat. Hingga Yuna menemukan sesuatu yang aneh dibelakang Al. Jauh dibelakang Pria itu ada sebuah tebing tinggi, disana Yuna melihat ada sesosok yang tengah berdiri. Berdiri sembari mengarahkan anak panahnya pada mereka. Sontak mata Yuna membulat.

"pa-pangeran, dibelakang Anda.."

Yuna tergagap, hingga anak panah itu terlepas dan mengarah ke arah mereka. Yuna sudah hendak menghindar tetapi anak panah itu melesat mengenai bahunya. hanya menggores, tidak sampai menancap.

Srekk

Anak panah yang kedua tidak sampai mengenai mereka karena Al  dengan gesitnya menebas anak panah itu dengan pedangnya.

"Tetap berdiri dibelakangku.."

Yuna menurut tetapi tetap saja ia tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya akan Al yang terus menerus menghadang anak panah itu menggunakan pedangnya.

"Akh. sial.."

"Pa-pangeran.." pekik Yuna

Al terluka, pria itu terkena anak panah. Menancap tepat di bahunya. Pria itu tanpa takut mencabut anak panah itu dan membuangnya.  Tiba tiba Al menariknya untuk bersembunyi dibalik pohon besar itu. Dengan posisi Yuna yang menyender di batang pohon dan Al yang menghimpit Yuna. Hingga sekarang Yuna menghadap dada pria itu langsung.

ABNORMAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang