9•Rumah Langit

563 102 172
                                    

Maaf kalau ada typo^^
Selamat membaca!

•••

Bersih. Itulah kata yang dapat menggambarkan bagaimana kondisi kamar Langit. Bintang meneliti seisi kamar Langit, dan matanya jatuh ke sebuah bingkai foto yang ada seorang anak kecil dengan gaya yang sangat menggemaskan. Gigi nya yang ompong ia pamerkan ke kamera dan matanya menyipit karna tersenyum.

Tiba-tiba bingkai foto itu dirampas oleh seseorang dari samping. Bintang menoleh dan Langit pelakunya.

Langit menggaruk kepalanya salah tingkah."Jangan di liat. Foto yang ini jelek."

"Bagus."

"Benerkan?! Bagus kan ya?! Kata mereka dulu pas smp, foto gue yang ini jelek banget. Mereka juga bilang, katanya di foto ini muka gue kayak orang nahan pup," ucap Langit. Mereka yang dimaksud oleh Langit adalah Bima dan Sakti.

"Heh. Bima. Sakti,"panggil Langit. Bima dan Sakti yang merasa di panggil pun menghampiri Langit.

"Paan?"tanya Sakti.

Langit menyodorkan bingkai foto tersebut ke arah mereka."Kata Bintang foto gue yang ini bagus. Tapi lo berdua malah bilang inu foto gue yang paling jelek."

Bima mengambil bingkai foto itu."HAHAHA. ANJIR INI FOTO MASIH ADA?!"

"Ini emang jelek kali. Tuh liat muka lo kek nahan pup,"ucap Sakti.

"Aduh anjir. Perut gue sakit syaland. Gila,Lang. Lo masih nyimpen nih foto?"tanya Bima ketika tawanya sudah reda.

Langit mengangguk."Iya lah. Sayang kalau dibuang, muka gue disini cakep."

"Cakep darimana? Muka naber juga,"sanggah Sakti.

"Cakep ya!"

"Muka naber!"

"Cakep jing!"

"Muka naber sat!"

"Astagfirullah kalian gak boleh ngomong kasar. Mau mamah sentil tuh mulut?"tanya Bima berlagak seperti seorang Ibu yang sedang memarahi anak nya.

"Jijik!"ucap Langit dan Sakti bersamaan.

"Cie. Kompak. Jangan-jangan kalian......jo-,"

"Mblo,"lanjut Langit.

"Bukan jomblo bego. Tapi jodoh," ucap Bima.

"Jodoh gue masih nyasar di hati orang," kata Langit.

"Kasian ya yang sekarang lagi jadian sama jodoh gue. Cuman jagain jodoh orang," ucap Bima.

"Ngapain ngomongin jodoh coba?"tanya Sakti.

"Gak tau tuh si Bima malah ngomongin jodoh. Gue sih ikut-ikutan aja,"ucap Langit.

"Dah lah gak penting. Mabar aja skuy,"ajak Sakti. Bima dan Langit mengangguk.

"SKUY!"jawab Bima dan Langit bersamaan. Game adalah hobi mereka.

Fall Into You [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang