"Lo gak apa-apa?"
-Langit•••
Mata gadis itu perlahan mulai terbuka. Ia berada di kamar yang sudah di pastikan bukan kamar miliknya. Aroma khas mint masuk ke dalam hidung nya. Ini kamar cowok.
Ceklek!
Suara pintu dibuka masuk kedalam gendang telinga gadis itu. Dan nampaklah di pintu seorang Langit Adiputro yang menggunakan celana training dengan atasan kaos berwarna hitam.
"Lo udah bangun? Ada yang sakit gak? Atau lo masih pusing? Atau flu? Atau sakit perut? Atau lapar?" pertanyaan beruntun itu keluar dari mulut Langit.
"BUNDAAA!! TEMEN ABANG UDAH BANGUN NIH!!" teriak Langit memanggil Tika. Tak lama, Tika datang dengan membawa nampan berisi bubur dan teh hangat. Tika mendekati kasur lalu menaruh nampan di nakas.
Tika mengecek suhu tubuh gadis di depannya ini. Lalu tersenyum ramah,"Suhu panas nya sudah turun. Tapi tante saranin besok jangan dulu sekolah."
Bintang mengangguk mengerti. Padahal besok ia tidak akan mengikuti saran Tika, karna jika ia tidak sekolah. Siap-siap saja ia dikurung di gudang rumah selama seharin tanpa diberi makan.
"Nih makan dulu buburnya,anggap saja rumah sendiri," ucap Tika lalu pergi keluar kamar. Disaat itu Langit mendekati Bintang yang tampak enggan untuk makan. Bintang baru bertemu Langit dua kali. Tidak mungkin Bintang langsung percaya dengan Langit. Tidak ada yang tau bukan, siapa tau didalam bubur itu ada racun. Terus nanti Bintang akan di jual organ tubuh nya?
"Bubur itu aman. Gak ada racun nya, jadi buang jauh-jauh pikiran buruk lo itu," ucap Langit seolah tau apa yang ada di kepalanya.
Perlahan tapi pasti, Bintang memakan bubur buatan Tika. Enak. Baru kali ini ia makan bubur tapi rasanya tidak hambar. Setelah habis,ia meneguk teh hangat nya hingga tandas.
"Jam?"tanya Bintang.
Langit mengerutkan kening nya,"Jam apaan?"
"Berapa?" tanya gadis itu lagi.
"Apaan sih? Ngomong itu jangan setengah- setengah."
Bintang menghembuskan nafasnya pelan,"Jam berapa?"
"Oh. Nah gitu nanya yang jelas," ucap Langit.
"Jam berapa?"tanya Bintang penuh penekanan.
"8 malam."
Bintang membelalakkan matanya terkejut. 8 malam? Sial. Ia pasti akan dihukum. Kenapa lagi-lagi takdir buruk selalu menimpanya?
Dengan tergesa ia bangkit lalu mengambil tas nya, dan tanpa mengucapkan terima kasih kepada Langit. Dilantai bawah ia tersenyum pada Tika yang sedang menonton tv. Ia berjalan kearah Tika, dan salim sebagai rasa hormat kepada orang dewasa.
"Saya pamit. Terima kasih. Dan maaf sudah merepotkan," ucap Bintang seraya tersenyum tipis.
"Sama-sama. Lain kali main kesini lagi." Tika tersenyum sambil mengusap pucuk kepala Bintang. Gadis itu terhenyuk, kapan terakhir kali Mamanya mengusap pucuk kepalanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Into You [ end ]
Novela Juvenil"Andai waktu bisa di ulang. Aku lebih memilih untuk tidak pernah mengenalmu. Aku lebih memilih untuk tidak dekat dengan mu."-Bintang Bintang Claudia. Hidupnya tak seindah namanya. Hidupnya gelap, tidak ada cahaya sedikitpun. Hidupnya sepi, tidak ada...