30• Bintang sakit apa?

281 30 17
                                    

Selamat membaca!

•••

"Jangan buat gue khawatir lagi."

-Langit

•••

"BINTANG?! KENAPA KAMU TELAT?"

Bintang meringis kala teriakan itu menyambutnya saat Bintang baru saja satu langkah masuk ke dalam kelas.

"Maaf Bu, saya bangun nya kesiangan," ucap Bintang jujur. Jelas saja ia bangun kesiangan, karena semalam gadis itu baru tidur jam 3 pagi. Salahkan Langit yang membuatnya tidak bisa menutup mata akibat perkataan nya semalam.

"Lo kapan balik nya sih?" tanya Bintang.

Langit terkekeh. "Bentaran emang ngapa sih ngebet banget nyuruh gue balik?"

"Gue mau tidur," ucap Bintang. Matanya sudah lima watt artinya ia benar-benar sudah mengantuk.

Langit menatap lekat wajah Bintang lalu tersenyum. "Bentar gue balik. Gue masih pengen liat lo," ucap Langit memelankan suaranya di akhir kalimat.

Bintang mengerjap lalu berdeham. "Udah ya gue mau masuk. Ngantuk banget ini mah."

"Hush! Hush!" Bintang mengibaskan tangan nya seperti sedang mengusir kambing.

Langit bangkit. "Heh lo pikir gue kambing!" Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Bintang lalu mengacak rambut Bintang gemas. "Sana masuk, selamat tidur. Mimpiin gue ya, biar impas. Soalnya tiap hari gue mimpiin lo terus," ucap Langit lalu berlalu. Menaiki motornya dan kembali ke rumah nya.

Bintang mematung. Gadis itu merasakan jantung nya berdetak tidak sewajarnya.

"KAMU MALAH MELAMUN!" sentak Bu Riska. Bintang pun tersadar dari lamunan nya. Gadis itu menatap Bu Riska dengan sorot memohon. "Bu maafin saya kali ini aja ya? Saya lagi gak enak badan hari ini," ucap Bintang.

Bu Riska menimang-nimang. Memang wajah Bintang lebih pucat. Akhirnya Bu Riska menganggukkan kepalanya. "Baik lah kamu ibu maafkan. Kamu cukup menjalani hukuman keliling lapangan sebanyak tiga kali," kata Bu Riska.

"Yah bu, katanya udah di maafin, kok tetep di hukum?" tanya Bintang.

"Kamu segitu sudah saya beri keringanan karena wajah kamu sedikit pucat. Harusnya berterima kasih, bukan nya malah protes," sahut Bu Riska.

"Bu--"

"Tidak ada protes lagi Bintang! Kerjakan atau hukuman kamu akan bertambah!" tegas Bu Riska tak terbantah. Dengan langkah lesu, gadis itu berjalan menuju lapangan untuk menjalankan hukuman.

Setidaknya, hukuman nya berkurang.

Baru satu putaran, lelah sudah dirasa oleh Bintang. Gadis itu memukul bagian dada nya yang terasa sesak.

"Uhuk! Uhuk!"

Bintang terus memukul bagian dadanya, berharap rasa sesaknya akan berkurang. Bukannya berkurang, rasa sesak di dada nya malah bertambah. Hingga pandangan Bintang mulai meredup dan Bintang pingsan di lapangan.

Fall Into You [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang