12• Terluka

504 84 132
                                    

Selamat membaca!!

•••

"Nangis bukan pertanda lemah. Nangis juga kadang di butuhkan untuk menyalurkan apa yang kita rasa. Nangis itu manusiawi."

•••

Bintang memasuki halaman rumah nya dengan langkah pelan. Suara bising dari dalam rumah, membuat Bintang mempercepat langkah nya.

Ceklek!

Dengan kasar, ia buka pintu rumah nya. Hal pertama yang ia lihat adalah barang-barang yang berserakan di lantai. Bahkan banyak pecahan kaca.

Bintang terkekeh hambar."Kali ini apalagi yang kalian ributkan?"

Kedua orang tuanya menoleh ke arah Bintang. Mereka saling tatap dalam diam.

"Aku mau cerai,"ucap Tressa.

Bagai tersambar petir di siang hari,Bintang membeku. Begitu pula dengan Doni.

"SAYA TIDAK MAU!"bentak Doni.

Tressa tertawa."Kenapa? Kenapa tidak mau? Apa alasan kamu menolak untuk bercerai? Bintang? Kamu tidak mau bercerai karena Bintang? Tidak mungkin. Bahkan kamu selalu memukul nya."

"Saya bilang tidak mau,"ucap Doni penuh penekanan.

"BERIKAN ALASAN YANG LOGIS KENAPA KAMU TIDAK MAU BERCERAI!"teriak Tressa.

"Iya. Saya tidak mau bercerai karena Bintang,"ucap Doni.

"BISA KALIAN TIDAK BERTENGKAR DI DEPAN SAYA?! SAYA MUAK HARUS MENDENGAR PERTENGKARAN KALIAN!!"teriak Bintang frustasi.

Bintang membuka sepatunya,lalu berjalan menuju keduanya. Gadis itu membiarkan kaki telanjang nya berjalan diatan pecahan kaca. Darah segar keluar dari kaki mulus nya. Tapi itu tidak membuat Bintang berhenti. Ia terus berjalan di atas pecahan kaca menuju kedua orang tua nya.

Doni dan Tressa menatap nya tidak percaya.

"Apa yang kamu lakukan?!"tanya Tressa.

"Apa peduli anda? Apapun yang saya lakukan, tidak penting di mata anda bukan?"tanya Bintang.

"Berhenti menyakiti diri sendiri,Bintang!"bentak Doni.

"BAHKAN KALIAN YANG MEMBUAT SAYA LEBIH SAKIT. KALIAN GAK SADAR?! KALIAN YANG MEMBUAT SAYA MENYAKITI DIRI SAYA SENDIRI! KALIAN HANYA MEMENTINGKAN URUSAN KALIAN SENDIRI!!!"teriak Bintang. Rasa sakit di kakinya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Luka batin lebih menyakitkan.

Air matanya lolos begitu saja. Gadis itu menatap Doni."Puas anda? Puas memukuli saya? Puas menyiksa saya?"

Bintang terisak."Pernah kalian memikirkan perasaan saya? YANG KALIAN PIKIRKAN HANYA UANG! UANG! UANG! Apakah dengan uang yang berlimpah bisa membuat saya bahagia? Nyatanya tidak. Uang membuat saya muak."

"Rumah itu harusnya menjadi tempat paling nyaman. Tapi kalian membuat rumah ini menjadi NERAKA bagi saya. Saya tumbuh tanpa kasih sayang orang tua saya sendiri,"ucap Bintang sambil menatap sendu ke arah kedua orang tuanya.

Fall Into You [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang