4• Kantin

759 189 226
                                    

"Jangan terlalu sering menyendiri. Gak baik."
-langit

•••

Bell istirahat sudah berbunyi sejak 2 menit yang lalu. Sejak pertanyaan Langit tadi pagi, Bintang jadi banyak melamun. Katakan Bintang lebay, tapi disaat kamu dijauhi, ada seseorang yang datang lalu bertanya 'lo gak apa-apa?'. Pertanyaan itu seolah mengandung kepedulian.

Bintang menggelengkan kepalanya,mungkin Langit hanya melontarkan pertanyan biasa. Lagian mereka baru bertemu 2 kali, mana mungkin Langit sudah menyimpan rasa peduli terhadapnya?

Lamunan Bintang buyar ketika Langit menepuk bahunya. Gadis itu mengangkat sebelah alis nya seolah bertanya 'kenapa?'.

"Kantin yuk," ajak Langit.

Bintang menggeleng,ia paling malas jika harus ke kantin. Ramai. Berisik. Lebih baik ia dikelas.

"Yaelah. Jangan terlalu sering sendirian, gak baik. Entar kesambet," ucap Langit. Bintang bergeming. Dengan muka datar nya, dan tatapan nya yang dingin.

Tanpa menunggu lama, Langit menyeret Bintang menuju kantin. Bintang yang kalah tenaga pun, jadi terseret. Di koridor banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.

Sejak pertama kali Langit masuk ke sekolah ini, lelaki itu sudah mempunyai banyak fans. Siapa sih yang tidak kenal dengan Langit? Si pentolan yang disegani di sekolah nya yang dulu. Seorang Langit si pentolan menggenggam tangan seorang Bintang si coldgirl. Bukan menggenggam, lebih tepatnya memcengkram.

Bintang melepaskan tangan nya yang berada di cengkraman Langit," Apa-apaan sih?!"

Langit tersenyum bodoh,"Ngajakin lo ke kantin."

"Gak."

"Harus mau."

"Gak."

"Harus mau."

"Gak."

"Harus mau."

"Bacot." Bintang segera melangkah kan kakinya kembali menuju kelas. Baru dua langkah, lagi-lagi tubuh nya di seret. Bintang yang sedang malas berdebat, hanya mengikuti langkah Langit.

Kantin.

Tempat itu adalah tempat yang paling Bintang benci.

Kantin penuh. Semua tempat duduk sudah di tempati. Langit kembali menyeret Bintang menuju meja yang berada di pojok kantin. Disana sudah ada dua siswa dengan pakaian berantakan. Sudah di pastikan mereka berandalan.

"Woy Lang. Baru juga kemaren pindah dua hari yang lalu, udah gandeng cewek aja," celetuk salah satu berandalan itu.

Langit terkekeh," Sirik aja lo."

Lelaki itu menyuruh Bintang untuk duduk, dan mau tak mau Bintang menurutinya.

"Ini namanya Bima." Langit menunjuk lelaki yang tadi berbicara,"Kalau yang itu namanya Sakti. Mereka temen-temen gue, kita udah temenan dari sd, tapi pas masuk SMA kita pisah. Dan akhirnya ketemu lagi," jelas Langit. Padahal Bintang tidak minta penjelasan.

Sakti mengulurkan tangan nya," Gue Sakti. Lo Bintang kan ya? Anak kelas 12 Mipa 4? Coldgirl nya SMA Galaksi?".

Bintang tidak menerima uluran tangan Sakti. Tangan Sakti mengambang begitu saja diudara. Dengan malu, Sakti menarik uluran tangan nya.

"Bener kata orang, lo dingin. Gue kira itu cuman rumor doang," ucap Sakti.

"Udah jangan di dengerin omongan dia. Nama gue Bima, tapi gue beda sama Bima yang ada di kartun antv itu, kalau Bima yang dikartun kelebihannya itu dia kuat, kalau Bima yang sekarang ada di hadapan lo ini, kelebihannya itu punya ketampanan di atas rata-rata," jelas Bima panjang lebar. Sakti memukul kepala bagian belakang milik Bima.

"Garing banget sih lo," ucap Sakti.

"Dih gak apa-apa garing juga cakep, dari pada lo udah garing jelek lagi."

"Tingkat kepedean lo terlalu tinggi. Semua orang juga tau, lo sama gue cakepan gue," bela Sakti.

Bima tersenyum mengejek," Pede lo. Cakepan juga gue."

"Najis muka kayak bungkus gorengan aja bangga," ejek Sakti.

"Dih muka kayak rongsokan aja bangga,"balas Bima.

"Muka ka--" ucapan Sakti terpotong oleh ucapan Langit.

"Bacot banget lo berdua. Kayak tikus sama anjing,"ucap Langit.

"Dia anjing nya." Bima menunjuk kearah Sakti.

"Dih bacot. Gue tikus, lo anjing."

"Sama-sama anjing gak boleh saling nunjuk," ucap Langit.

"Masa muka gue yang cakep ini disamain sama anjing sih?" tanya Bima.

"Pede lo," balas Sakti.

Bintang tersenyum tipis. Sangat tipis hampir tidak terlihat. Dan Sakti melihatnya.

"Wow! Seorang coldgirl senyum woy," ucap Sakti. Sontak Bima dan Langit langsung menoleh ke arah Bintang. Gadis itu langsung memasang wajah datarnya lagi.

"Mana anjir?" tanya Bima.

"Seriusan tadi senyum. Dia keknya senyum gegara liat muka lo yang mirip anjing,"ucap Sakti.

Bima mendengus," Semerdeka lo aja. Yang waras mah ngalah ama yang gila ."

"Mana ada orang gila mukanya cakep kayak gue?"tanya Sakti.

"Pede banget lo anjir," ucap Bima.

"Lo berdua sama-sama punya tingkat kepedean yang tinggi." Langit menengahi," Kalo cakep wajar pede. Lah lo berdua? Cakep? Kagak. Pede? Iya," lanjut Langit.

"Sakit hati abwang denger perkataan adek," ucap Bima dramatis.

Sakti mendengus," Korban sinetron azab lo,Bim."

"Kenapa si lo sirik mulu sama gue?" tanya Bima.

Perdebatan antara Sakti dan Bima terus berlanjut hingga bell tanda masuk berdering nyaring.

Untuk pertama kalinya, Bintang merasakan hidupnya tidak sepi karna perdebatan tak bermutu Sakti dan Bima.

•••

Terima kasih karna telah menikmati imajinasi saya^^

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment.

Kritik dan saran di terima.

Maap kalau ceritanya ganyambung,karna saya memang bukan penulis handal^^

Fall Into You [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang