Selamat membaca!
•••
-Melupakan mu adalah sesuatu yang tidak akan pernah aku lakukan-
•••
Hari ini adalah hari kelulusan. Momen bahagia sekaligus momen haru bagi seluruh siswa kelas 12. Seorang lelaki nampak membawa buket bunga di tangan kanan nya, celingak celinguk mencari sesosok perempuan yang ia sayang.
Senyuman manis terbit di wajah lelaki itu, kala seorang perempuan yang ia cari menampakkan wajahnya tepat di depan lelaki itu.
"Hey, nih bunga buat kamu," lelaki itu menyodorkan buket bunga yang ada di tangannya dan langsung di raih oleh perempuan itu. "Selamat ya karna kamu keterima di univ impian kamu," lanjutnya.
Perempuam itu tersenyum lebar hingga matanya menyipit. "Makasih karena kamu selalu dukung aku."
"Sama-sama, Bulan."
Sakti mengenggam tangan Bulan. "Ayo cari Langit."
Mereka berjalan, menelusuri koridor yang sangat ramai. Banyak para siswa yang berpelukan sambil menangis, karena sadar bahwa masa remajanya telah usai.
"Lang!"
Lelaki yang merasa namanya di panggil itu menoleh sejenak ke arah Sakti, lalu kembali menunduk. Memandangi foto Bintang di handphone nya, lalu tersenyum kecut.
Sakti menepuk bahu Langit. "Ikhlasin."
Langit menggeleng. "Ga semudah ini, Sak. Gue udah berusaha buat lupain Bintang, tapi gabisa."
"BROTHER! Lo ga harus lupain Bintang, lo cuman harus ikhlasin dia. Lo harus terima kalau dia udah pergi. Dia udah beda alam sama kita. Dia udah tenang disana," sahut Bima. Lelaki dengan seragam penuh coretan itu tiba- tiba muncul. Bima menoleh ke arah Bulan, lalu tersenyum.
"Gimana jadi pacarnya Sakti? Ga enak kan? Mending pacaran sama gue aja yuk," ajak Bima sambil cengengesan.
Bima masih tidak menyangka jika Sakti sekarang sudah mempunyai pacar. Ia kira, saat Sakti meminta Bulan untuk menjadi pacarnya, Sakti akan di tolak. Ternyata diterima.
"Cari pacar makannya sana," sahut Sakti.
"Lang, pacaran sama gue yuk," ucap Bima.
Langit mendelik. "Gue masih normal, setan!"
"LAH KOK NGAMOK?" sahut Bima.
"Gue balik duluan, mau ke makam Bintang."
•••
Langit mengusap batu nisan dengan tulisan 'Bintang Claudia'. Lelaki itu tersenyum dengan membawa sebuket bunga. Buket bunga itu ia taruh di samping batu nisan. Langit membacakan surat Al-Fatihah dan surat Yasin.
Setelahnya, Langit kembali mengusap batu nisan. "Assalamualaikum cantik. Baik-baik aja kan disana? Semoga kamu diterima di sisi Allah. Hari ini hari kelulusan kita loh. Harusnya kamu juga lulus bareng aku, Bima dan Sakti. Tapi ternyata, Allah berkata lain. Allah lebih dulu memanggil kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Into You [ end ]
Teen Fiction"Andai waktu bisa di ulang. Aku lebih memilih untuk tidak pernah mengenalmu. Aku lebih memilih untuk tidak dekat dengan mu."-Bintang Bintang Claudia. Hidupnya tak seindah namanya. Hidupnya gelap, tidak ada cahaya sedikitpun. Hidupnya sepi, tidak ada...