Hai guys~ karena Chapter ini beda dari sebelumnya, maka kali ini author bakal kasih saran lagu yang cocok ketika kalian lagi baca adegan di setiap Chapter ini, oke?
Happy reading...
"CoOoOok~ CaApEeEEEEK." Emelie mengeluh, ia rasanya ingin segera pulang dan berbaring di kasur empuk miliknya sekarang.
"Yang bilang jadi bugar siapa bund?" sewot Yena.
"Jangan mengeluh, karena itu adalah perbuatan maksiat," ucap Ara yang sok menceramahi.
"Emang iya? Tau dari mana?" tanya Akira sambil melihat ke arah Ara sekilas.
"Ngarang sih AHAHAHA." jawab Ara, ia pun tertawa akibat kebodohan temannya.
"Njir, ngajak gelud," ucap Ryn yang ikut geram akibat jawaban Ara, ingin sekali ia melempar sapu yang berada di tangannya ke arah Ara.
"Cepet selesaikan... Gue males seruangan sama mereka," ungkap Yena, dengan malas-malasan ia membersihkan pinggiran kolam renang yang berantakan akibat handuk ataupun plastik bekas yang berserakan di sekitarannya. Maklum, karena ruangan ini baru saja dipakai untuk praktek renang.
"Gue juga ogah..." timpal Ryn.
"Btw, kita baru aja bersihin ni tempat dan kalian liat-" Akira berhenti sejenak.
Akira menunjuk ujung ruangan. "Dari ujung situ- sampe ujung situ." ujarnya sambil menunjuk ujung ruangan sisi lainnya.
"Huh... Harus kita bersihkan," eluh Akira.
"Iya juga ya?" celetuk Ryn.
Play🎵Fire-Bts🎶
"Jangan ngeluh, coba kalian liat mereka-" Emelie menunjuk ke arah lima siswa di seberang sana yang terlihat sangat serius mengerjakan hukuman mereka.
"Mereka semangat banget dah," heran Ryn.
"Maka dari itu kita jangan mau kalah sama mereka." ucap Akira yang mengkompori teman-temannya.
"Oh tentu... Sejak kapan kita kalah dari Rival kita guys?" tanya Yena
"Tidak pernah, atau tepatnya belum pernah kalah!" jawab Ara dengan lantang
"Kalo begitu, SEMANGAT!!" ucap Ryn menyemangati.
"SEMANGAT!!"
Sedangkan di seberang sana. Terlihat 5 pemuda yang sangat serius dalam mengerjakan hukuman mereka.
Tidak ada percakapan diantara mereka, hingga..
"EEE... MAMAK?!" pekik Afis kaget.
Akibat mereka terlalu serius, sehingga Afis tidak sadar kalau ia mundur perlahan hingga persis berada di belakang Mahes yang sedang mengepel lantai dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny
RomanceKetika takdir mempermainkan mereka. Senang, sedih, takut, amarah, frustasi, kesalahpahaman, dan pertikaian yang terjadi diantara mereka. Apakah takdir akan terus mempermainkan mereka? Kadang mereka lelah dengan semuanya, tapi mereka sadar dan yakin...