14. Who are they girls?

16 2 1
                                    

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Stevan, semuanya diam tak berkutik, sampai Ryn berucap.

"My little sister, come here I want to hug you." Ryn merentangkan kedua tangannya dan meminta gadis berambut abu-abu yang diketahui bernama Laura untuk menghampiri dan segera memeluknya.

Laura maju mendekati Ryn dengan ragu, dan kejadian itu tidak lepas dari pandangan Stevan.

"Kamu kapan sampainya Dek? Kok nggak ngabarin?" tanya Ryn setelah melepas pelukan mereka.

"Y-yesterday," jawab Laura dengan gugup.

"Kemaren? Kamu pulang ke rumah?" tanya Ryn lagi.

"No, I went to Grandma's house just to check it out for a bit," jawab Laura dengan wajah menunduk.

"How are Grandma and Grandpa doing?"

"Better than before."

"Thank God."

"Bentar, pertanyaan gue tadi belum di jawab-"

"Kalian saling kenal?" tanya Stevan lagi dengan alisnya yang mengkerut.

"Yes, she is my cousin," jawab Ryn dengan tangan kanannya merangkul bahu Laura.

"Terus 4 cewek itu?" Mahes menunjuk keempat gadis sisanya.

"Yang rambut pink sepupu gue, namanya Asami," jelas Akira sambil menunjuk gadis dengan rambut berwarna pink.

"Mukanya kek orang Jepang," celetuk Afis ketika melihat ke arah gadis yang di tunjuk Akira.

"Ya emang orang Jepang! Keluarga gue 'kan emang blasteran Jepang-Indonesia gimana sih!" Akira mendengus kesal dengan wajah mengkerut.

"Gue 'kan nggak tau, dan sekarang baru tau karena lo barusan ngasih tau gue," ucap Afis membuat mereka yang mendengarkannya memutar otak beberapa saat agar bisa memahami apa yang ia ucapkan.

"Lo belit aja tuh omongan lo," sahut Mahes yang mulai kesal.

"Jadi ingat Akira tadi, apa jangan-jangan kalian jodoh," ucap Aaron, lalu ia segera menyipitkan matanya menatap ke arah Akira dan Afis secara bergantian.

"Hueek nggak!" Akira berpura-pura seolah-olah ia ingin muntah ketika mendengar kalimat yang dilontarkan Aaron itu.

"Dih amit-amit," ucap Afis sewot sambil bergidik ngeri.

"Eeeeey kamu berbohong," goda Aaron tidak lupa dengan wajah seperti menggoda Afis serta Akira.

"Lanjut kagak nih?" tanya Ara yang mulai bosan.

"Silahkan dilanjutkan," ucap Aaron.

"Kalo yang warna coklat kek tai tuh saudari kandung gue namanya Hala, sini lo tai," panggil Ara dengan tidak bersalahnya sambil menyuruh sang adik mendekat.

"Kara!" pekik Hala tidak terima, tapi ia tetap menurut untuk mendekat ke arah Ara.

"Santan Kara?" Afis dengan wajah bingungnya

"Kara itu kepanjangan dari Kakak Ara!" jelas Hala sedikit tidak terima.

"Terus sisanya?" tanya Mahes lagi dengan kedua alisnya terangkat.

"Gue nggak kenal." Emelie dengan wajah tidak pedulinya menatap ke arah langit

"Kakak!" balas gadis di seberangnya dengan dengusan sebal.

"Dih sape lu, anak pungut diem," ujar Emelie sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kamie!!" pekik gadis di seberangnya tidak terima.

Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang