16. Belajar masak bareng Chef Aaron

17 2 0
                                    

Part ini akan membuat anda lapar, jadi saya tidak tanggung kalo anda ngiler!

"Nih lu nyuci beras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih lu nyuci beras." Aaron menyerahkan panci rice cooker yang sudah ia isi beras ke Afis, dan sudah ia takar sesuai dengan takaran yang biasa ia masak di rumah.

"Okey sip." Afis memberikan jempol dan langsung membawa panci rice cooker itu ke wastafel.

"Jangan lu cuci pake sabun," peringatan dari Aaron.

"Iya tenang, gue dah pernah liat emak gue masak."

"Bagus, terus nyucinya berapa kali gue tanya?" Kedua alis Aaron otomatis terangkat.

"Lima deh kayaknya," jawab Afis asal. Tangannya tidak lupa untuk menyalakan kran.

"Yeeeuu~ pake kayaknya segala. Kelebihan itu dodol, lu mau makan nasi kinclong? Cukup lu cuci tiga kali aja baru lu tambahin air." Aaron bersandar dengan kedua tangannya ia lipat di depan dada.

"Terus?" Afis mulai mencucinya berasnya, setelah dirasa airnya mulai berubah warna seputih susu, segera ia buang air itu dan kembali menyalakan kran untuk mengisi kembali airnya. Begitupun seterusnya sampai dirasa sudah tiga kali ia melakukannya sesuai apa yang Aaron katakan.

"Terus lu taroh di mulut lo. Ya lo taroh di rice cookernya lah!" jawab Aaron yang kelewat gemas dengan pertanyaan yang dilontarkan Afis.

"Ouh begitu, terus kalo mau masak ukuran airnya berapa?" Kini Afis telah selesai mencuci berasnya sesuai arahan dari Aaron, ia yang bingung kembali bertanya sambil menunggu jawaban dari Aaron.

Aaron bukannya langsung menjawab ia malah mengambil alih panci itu lalu mengelap bagian bawahnya menggunakan serbet.

"Supaya nggak konslet," jawab Aaron cepat ketika tau arti dari tatapan bingung Afis. Sedangkan Afis hanya mengangguk.

Aaron segera mengambil air bersih lalu meletakkan panci itu ke dalam rice cooker, setelahnya ia segera mengisinya dengan air bersih yang ia ambil tadi. Ketika merasa sudah cukup sesuai feeling Aaron langsung mencelupkan jari telunjuknya.

"Segini. Ini namanya satu ruas jari, cukup lo taruh gini aja-" Aaron memberitahu bahwa Afis hanya perlu mengukurnya menggunakan satu ruas jari. Jarinya juga terlihat mengikuti tinggi dari jumlah beras yang ada.

"Jangan lo tekan sampe kedalem gini-" Aaron memberi contoh dengan sengaja menekan jarinya itu sampai jari telunjuknya sampai ke permukaan pancinya.

"Yang ada lo nya salah ngasih air. Ntar nasinya malah jadi keras. Bisa juga kalo lo tuang airnya kebanyakan malah jadi lembek, nggak enak."

Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang