Ketika takdir mempermainkan mereka. Senang, sedih, takut, amarah, frustasi, kesalahpahaman, dan pertikaian yang terjadi diantara mereka.
Apakah takdir akan terus mempermainkan mereka?
Kadang mereka lelah dengan semuanya, tapi mereka sadar dan yakin...
Disarankan baca yang di Twitter dulu biar nyambung sama alurnya, supaya nggak bingung juga.Kalo ga mau ya gpp jangan di paksain bund.
••••••
Seorang gadis kecil berumur 5 tahun dengan rambutnya yang di ikat dua terlihat bergembira dan bersemangat, serta menambah kesan imut di wajahnya ketika rambut itu ikut bergoyang sesuai dengan langkah kecilnya, ia berjalan sambil melompat-lompat kecil di gandengan kedua orangtuanya.
Senyum manis tidak pernah luntur dari wajah cantik dan imutnya. Ia terlalu senang sehingga ia bersenandung ria sepanjang perjalanan. Kedua orangtuanya hanya terkekeh gemas melihat tingkah anak mereka yang kelewat ceria hari ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Uwaaah Mama, ini tempat apa? Kok mainannya besal semua?" tanya Ara kecil kepada sang mama ketika ia mulai memasuki taman hiburan dan melihat beberapa wahana yang berukuran besar di depannya. Bisa dibilang ia masih sedikit cadel karena untuk saat ini ia belum bisa menyebutkan huruf R dengan baik.
Sang mama terkekeh pelan, ia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan tinggi badan Ara. "Ini namanya taman hiburan sayang, semua wahana di sini memang berukuran besar, karena dipakai banyak orang untuk bermain dalam satu waktu yang sama."
Ara kecil mengangguk, walaupun ia kurang mengerti penjelasan dari sang mama. "Sekarang Anak Papa mau main apa?" Sang papa juga ikut menyamakan tingginya dengan tinggi badan Ara.
Ara kecil berpose seakan-akan ia sedang berfikir, dengan jari telunjuk bagian kanan yang ia ketuk-ketukan ke pipi dan tangan satunya lagi sebagai penyangga. "Aku mau naik itu Pah!" Ara segera menunjuk sebuah wahana sambil melompat riang.
Kedua orangtuanya segera membawa Ara untuk pergi ke wahana yang tadi ia tunjuk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa sayang?" tanya sang mama ketika Ara malah menarik dirinya untuk menjauhi wahana itu.
"Kudanya besal, aku ndak mau ke situ, takut~" lirih Ara dengan wajah seperti ketakutan.
"Itu cuma mainan sayang, Kudanya juga nggak bergerak 'kan?" Sang papa kembali berjongkok menyamakan tinggi badan Ara.
"Ndak mau, aku takut. Ayo Mah, Pah kita pulang aja," rengek Ara sambil terus menarik kedua orangtuanya agar segera pergi dari wahana besar yang berada di hadapannya sekarang.