hari ke tiga

42 19 20
                                    

Typo bertebaran.

Tidak akan ada yang bisa berubah jika penyesalan sudah datang, kita hanya bisa diam dan menerimanya.

_via_

***

Ini sudah hari ketiga usaha via untuk mendekati Rayan dan bukannya kemajuan yang ia dapatkan malah kemunduran.
Ia harua melakukan sesuatu secepatnya jika tidak hidupnya di sekolah akan terancam.

Ok sekarang ia menyesal, seharusnya ia tidak menerima tantangan dari temannya itu. Hanya karena ingin ketenaran semata ia harus merelakan sekolahnya.

Alena dan via sama-sama masuk Argo lewat jalur prestasi, yang membedakan adalah, Alena masuk dengan mudah karena kepintarannya yang tidak di ragukan lagi. Sebaliknya via, ia harus berusaha keras untuk mendapatkan beasiswa itu.

Hari Minggu ini via akan meminta sesuatu pada Lena yang pastinya akan menguntungkan dirinya.

"Ish kemana sih kak Lena susah amat di carinya, segini ni rumah ga gede gede amat, apalagi ni rumah kaya rumahnya si Rere kali" ia sangat kesal sudah lima belas menit yang lalu ia mencari kakaknya itu tapi tak kunjung ketemu.

Setelah hampir dua puluh menit ia mencari Alena akhirnya ia menemukan nya

"Kak Lena dari mana aja sih dari tadi via cariin juga"

"Kakak abis dari warung tadi, kenapa emang?"tanya Lena

Via langsung tersenyum mendengar pertanyaan Lena.

"Kak, kakak pacarankan sama Rayan?"tanya via dengan mata berbinar.

Lena menautkan alisnya, kenapa via menanyakan hal itu?

"Iyah baru kemarin kakak terima dia kenapa?"

"Kakak sayang ga sama via?"tanya via lagi.

Lagi, Lena tidak mengerti apa yang adiknya ini ingin bicarakan. Tentu saja ia sayang padanya melebihi apapun, jika tidak mana mungkin ia mau banting tulang selama ini.

Menyadari jawaban dari sang kakak yang sudah pasti ia mengganti pertanyaan nya
"Ok itu udah pasti sekarang, kak Lena pernah janjikan sama via kalo kakak akan melakukan apapun yang via mau demi buat via bahagia?"tanya via.

"Pertanyaan konyol via, tentu saja kakak sudah janji sama ayah dan bunda untuk bisa buat kamu bahagia"jawab Lena mantap.

"Kalau gitu apa kakak mau ngelakuin sesuatu demi masa depan via?"

"Langsung ke intinya saja via, kakak harus siap-siap"

"Siap-siap kemana?" Tidak biasanya kakaknya ini bepergian di hari Minggu.

"Kakak ada janji sama Rayan mau nemenin dia ke tokbuk"jawab Lena.

Ini kesempatan untuk nya, kakaknya akan mengatakan yang ia inginkan dan misinya akan semakin lancar.

"Aku mau kakak putus dari Rayan"

Lena bingung dengan yang di ucapkan adiknya itu, kenapa ia ingin mereka putus?

"Tapi kenapa?"

"Aku suka Rayan, dan kakak janji sama almarhum orang tua kita kakak akan buat aku bahagia kan? Jadi aku mau kakak putus,"

Tunggu apa dia bilang? Kenapa adiknya harus mencintai orang yang sama dengan nya.

"Maaf kakak ga bisa via, kalau kakak lakuin itu sama saja kakak nyakitin perasaan Rayan" Lena bingung ia harus pertahankan perasaannya atau perasaan adiknya.

Selama ini Lena selalu menuruti yang adiknya mau, ia rela memberikan semua uang hasil jeripayahnya bekerja pada adiknya itu.

Pernah sewaktu mereka SMP via dan dirinya selalu di buli karena miskin dan yatim piatu, ia rela melindungi sang adik dari lemparan batu yang menyebabkan dirinya terluka cukup parah saat salah satu murid melempar mereka dengan batu besar dan di saat itu pula kepala Lena bocor dan ia harus di rawat selama satu Minggu karena luka yang cukup parah.

Via dan Alena selalu satu sekolah, Alena yang meminta itu pada adiknya. Ia hanya takut jika adiknya terluka, jika mereka satu sekolah Alena akan mudah melindungi via.

Tapi apakah Lena tidak berhak mendapatkan kebahagiaan nya? Jika ia terus memberikan apa yang adiknya mau ia akan sulit untuk mendapat kebahagiaan nya sendiri.

Tok tok tok!

Ketukan di pintu membuat dua orang itu fokus pada pintu tersebut.

"Biar kakak yang buka" Lena segera membuka pintu,

"Rayan? Kenapa yah?"tanya Lena.

Rayan mengernyitkan dahinya,
"Lo ga lupakan mau nganter gue ke tokbuk hari ini?"

Lena terlalu fokus pada adiknya tadi hingga ia lupa dengan janjinya pada cowo ini.

"Eh Iyah Lo tunggu di luar aja yah rumah lagi berantakan soalnya"

Rayan mengangguk tanda setuju.

"Kak, kita belum selesai bicara. Kalo kakak emang sayang sama via putusin dia"

"Stop Via, ga semua yang kamu mau harus kamu dapetin ga dengan yang ini. Rayan udah bantu kakak selama ini dan nyakitin hati nya kakak rasa ngga"Lena bicara dengan sedikit membentak, membuat via berjengit kaget, ia baru kali ini di bentak oleh kakaknya itu.

"Kakak tau, kakak beruntung bisa dapet kasih sayang ayah ibu, kakak beruntung karena pintar cantik,"ini yang selama ini via pendam, ia memang iri dengan kakaknya yang selalu lebih unggul darinya.

Lena sungguh tidak tega melihat adiknya menangis.
"Tapi kakak butuh waktu yah via, sekarang biar kakak lunasi janji kakak dulu" Lena menghampiri adiknya dan menariknya ke dalam dekapannya.

Via tersenyum licik dalam pelukan sang kakak. Caranya ini cukup ampuh untuk membuat Lena luluh.

"Makasih yah kak, kakak memang kakak terbaik"via berkata setelah mereka melepas pelukannya.

"Ya udah kakak pergi dulu yah" Lena mencium kening adiknya singkat.

"Sorry Yan lama, bingung harus pake baju apa" Lena tersenyum manis membuat Rayan yang tadinya kesal menunggu menjadi tersenyum senang.

"It's ok, ya udah yuk kita berangkat"

Perjalanan mereka berjalan lancar, tapi Lena masih bingung keputusan apa yang harus ia ambil.

Di satu sisi ia sangat sayang via dan di satu sisi ia sangat mencintai lelaki yang selalu ada untuknya ini.

Ia akan memikirkan itu secepatnya. Sekarang ia harus melunasi janjinya pada Rayan dulu.

"Bun Lena janji akan buat via bahagia seperti pesan bunda"batin Lena.

Ok guys kayanya aku bakal up satu part dong deh kali ini karena beberapa faktor yah.

ALENA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang